Pilpres 2024

Pengamat: Puan Makin Sulit Bersaing Jadi Capres karena Tingkat Elektabilitas Cukup Rendah

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bersama Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani memberikan keterangan kepada wartawan seusai pertemuan tertutup di Padepokan Garuda Yaksa, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9/2022).

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menyebutkan peluang untuk Puan Maharani jadi Capres PDIP kian menipis.

Menurut Ray, hal itu berkaca pada tingkat elektabilitas Puan Maharani yang cukup rendah.

"Elektabilitas yang sangat rendah. Bahkan belum mencapai 5 persen. Dengan waktu yang tersisa selama 1.5 tahun lagi, sulit mengejar elektabilitas capres lainnya." kata Ray, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Prabowo Subianto Menang Jika Melawan Pasangan Puan-Airlangga di Pilpres 2024

Kemudian menurut Ray, jika Puan Maharani tetap dipilih menjadi capres PDIP akan berimbas juga pada suara pemilihan legislatif.

"Peluang Puan untuk dapat dijadikan sebagai capres, nampaknya, sudah semakin menipis. Bukan saja sulit menang, tapi juga dapat berimbas pada menurunnya perolehan suara legislatif" sambungnya.

Meski begitu Ray menuturkan peluang Puan Maharani menjadi calon wakil presiden masih terbuka.

"Untuk diicalonkan sebagai cawapres, tentu masih terbuka, paling dekat dengan Prabowo. Hanya saja, seperti dalam banyak survei, perolehan suara pasangan ini masih kalah jauh dengan pasangan capres yang lain," ujarnya.

Oleh karena itu, jika Prabowo dan Puan tetap dipasangkan. Menurut Ray bakal bersaing dengan calon lainnya yang memiliki elektabilitas lebih tinggi.

"Pokok persoalannya, suara Keduanya digerus oleh pasangan yang lain. Suara Prabowo dapat digerus oleh Anies Baswedan, dan suara Puan oleh Ganjar, jika akhirnya Ganjar tetap jadi capres," tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Ray Rangkuti menyebutkan bakal jadi sebuah kerugian jika Ganjar Pranowo tidak dicalonkan PDIP.

Ray Rangkuti menilai hal itu berkaca pada elektabilitas Ganjar Pranowo yang cenderung alami kenaikan.

"Melihat perkembangan suara Ganjar Pranowo yang stabil bahkan cenderung naik, tentu PDIP sangat merugi jika Ganjar diambil oleh partai lain. Capek-capek mereka mengkadernya, hasilnya malah dinikmati oleh partai lain," kata Ray.

Menurut Ray Rangkuti, semakin tingginya elektabilitas Ganjar sejatinya semakin terbuka juga untuk dicalonkan PDIP sebagai Capres 2024 mendatang.

"Oleh karena itu, bersamaan dengan kenaikan elektablitas Ganjar dan stagnannya suara Puan, tidak sulit menduga bahwa kans Ganjar makin terbuka untuk dicalonkan PDIP sebagai capres," ujarnya.

Menurut Ray, angka elektabilitas Ganjar Pranowo yang sudah diangka 35 persen. Sulit disaingi kandidat calon presiden lainnya.

"Hanya Ganjar yang tinggal membutuhkan 16 persen suara. Angka yang sulit diraih oleh Prabowo dan Anies. Oleh karena itu, PDIP tinggal memilih jadi pemenang atau sebaliknya," tutupnya. (tribunnews)

Berita Terkini