Ia juga menepis anggapan bahwa Partai Gerindra menzalimi Mori Hanafi.
"Tidak semua kader jadi pengurus. Artinya ini kebutuhan partai yang dipandang perlu untuk dilakukan penyegaran. Tidak benar Gerindra menzolimi Mori," pungkasnya.
Wacana Loncat Partai
Sudirsah memastikan, hingga saat ini Mori Hanafi masih menjadi kader Partai Gerindra.
Belakangan, karena sikap Partai Gerindra yang menggeser Mori Hanafi, beredar kabar anggota DPRD dapil VI NTB itu akan loncat partai.
Sudirsah mengaku belum secara pasti menerima informasi tersebut.
Menurutnya, apa pun keputusan politik Mori Hanafi merupakan hak prerogatif yang tidak bisa diintervensi siapa pun.
"Diserahkan kepada beliau, apakah masih bertahan di Gerindra atau pindah partai, itu hak otonomi beliau. Jadi silakan saja itu hak beliau. Kita tidak bisa menghalangi," pungkasnya.
Terkait potensi suara Gerindra tergerus di dapil IV jika Mori Hanafi keluar, Sudirsah tidak ingin berkomentar terlalu jauh.
"Ini belum terjadi. Yang jelas partai tidak ingin kader pergi begitu saja, kami di Gerindra sifatnya terbuka. Yang menentukan beliau, terkait nanti suara Gerindra tergerus atau tidak, ini kan belum," katanya.
"Yang jelas Gerindra punya pengalaman panjang, bukan partai baru. Untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini kita sudah siapkan langkah-langkah strategis," bebernya.
Ia juga menegaskan bahwa dinamika yang terjadi di internal Partai Gerindra dengan Mori Hanafi merupakan hal yang biasa.
"Sebenarnya ini hal yang biasa, Mori saja tidak pernah mempermasalahkan. Santai dengan kondisi ini. Kenapa kita yang kemudian heboh seolah-olah ini gempa bumi yang luar biasa," kata anggota DPRD NTB dapil Lobar-KLU itu.
(*)