Apabila amalan sunah ini dikerjakan maka akan mendapat pahala, namun jika tidak menunaikannya juga tidak apa-apa.
Dikutip dari Buku Himpunan Putusan Tarjih PP Muhammadiyah melalui Tribunnews.com, dikatakan terdapat 5 amalan sunah Idul Adha.
1. Mengumandangkan takbir
Sudah tidak asing ditelinga masyarakat dengan takbir yang berkumandang saat Hari Raya Idul Adha.
Takbir yang bisa dikumandangkan saar Hari Raya Idul Adha adalah takbir mursal dan muqayyad.
Waktu takbiran mursal bisa dimulai pada waktu terbenamnya matahari di 9 Dzulhijjah hingga khatib selesai khutbah Idul Adha.
Kemudian takbir muqayyad bisa dikumandnagkan mulai dari waktu Subuh di 9 Dzulhijjah hingga setelah Ashar di tanggal 13 Dzulhijjah.
Dari kedua jenis takbir ini tidak memiliki perbedaan lafaz yang diucapkan.
2. Melaksanakan salat Idul Adha
Jumhur ulama berpendapat bahwa Salat Idul Adha hukumnya sunah muakad, tidak sampai pada wajib.
Bahkan perempuan yang sedang haid juga diperintahkan Nabi Muhhammad SAW untuk hadir Salat Idul Adha.
Namun perempuan haid tidak boleh menunaikan salat, hanya mendengar pesan-pesan khutbah Idul Adha saja.
Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah ia berkata:
"Rasulullah saw memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan.
Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin." (HR. Ahmad)