Kota Mataram Tidak Targetkan Kunjungan Wisatawan Asing, Tiap Minggu Sore Ada Live Music

Penulis: Laelatunniam
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Kota Mataram tengah menikmati suasana sore hari di Taman Sangkareang, Minggu (19/6/2022). Taman ini merupakan salah satu destinasi yang ditata ulang Dinas Pariwisata Kota Mataram.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Laelatunni'am

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK - Meski gencar menata destinasi wisatanya, tapi Dinas Pariwisata Kota Mataram tidak menargetkan kunjungan wisatawan asing.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi alias Haji Deny dalam program Bincang Tribun Lombok.

Berikut wawancara lengkap TribunLombok.com dengan kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram.

Apa target Dinas Pariwisata Kota Mataram menata ulang semua destinasi wisata?

Kalau bicara target. Target kami itu bagaimana masyarakat bisa happy.

Sebenarnya bagaimana masyarakat bisa bahagia, bagaimana masyarakat bisa mencintai kota yang mereka tinggali tempat tinggal mereka.

Sekarang itu saja targetnya sebenarnya.

Baca juga: Tim Hotel Lombok Astoria Sambangi Dinas Pariwisata Kota Mataram, Bahas Masa Depan Pariwisata Lombok

Kita membangunkan suatu destinasi untuk membuat masyarakat bahagia.

Kemudian kenapa ada beberapa logo cinta Mataram termasuk di nol kilometer. Kemudian di bundaran Mataram Metro juga ada cinta Mataram agar masyarakat lebih merasa memiliki.

Kalau sudah merasa memiliki masyarakat akan menjaga, merawat dan tidak membuang sampah sembarangan.

Membantu pemerintah juga menjaga keamanannya di situ. Hal-hal seperti itu yang diinginkan oleh pemerintah Kota Mataram.

Baca juga: Dinas Pariwisata Kota Mataram Ingin Kembangkan Wisata Selfie Agar Warga Bahagia

Sejumlah warga berkegiatan sore hari di fasilitas publik Taman Sangkareang, Mataram. (TRIBUNLOMBOK.COM/PATAYATUL WAHIDAH)

Selain membuat masyarakat bahagia, masa tidak membuat target kunjungan wisatawan seperti daerah-daerah lain?

Kalau zaman sekarang ini kita tidak bisa mentargetkan kunjungan karena situasi Covid-19 ini enggak jelas.

Kemarin dibuka atau bebas masyarakat beraktivitas, tetapi pada hari ini saya dengar berita ada pembatasan lagi kegiatan, kemudian ada PCR dan meningkatnya tiket pesawat.

Ini kan hal-hal yang menurunkan minat orang berwisata ke daerah lain itu down lagi.

Kalau kami mentargetkan (kunjungan wisman) otomatis tidak akan sampai apa yang kami targetkan.

Jadi kita let it flow (Biarkan mengalir) saja, yang penting masyarakat happy itu saja.

Kemudian dengan aspek pengembangan SDM supaya masyarakat ramah terhadap orang luar yang berwisata ke sini itu?

Jadi begini, kenapa kita melibatkan Pokdarwis di setiap destinasi wisata. Itu karena ingin meningkatkan SDM masyarakat sekitar. Jadi nanti Pokdarwis ini akan membina masyarakat.

Pokdarwis yang bergerak membina masyarakat, ikut menginformasikan kalau destinasi yang bisa kita andalkan, jadi ayo kita sama-sama gencarkan.

Keterlibatan masyarakat itu penting dan pemerintah Kota Mataram sudah meresmikan 15 Pokdarwis di Kota Mataram. Termasuk di destinasi Pantai Boom (Ampenan) itu ada Pokdarwis Kota Tua Ampenan untuk mengolah destinasi di situ.

Pembanguan selanjutnya yaitu RTH Pagutan yang luasnya sekitar 8 hektare. Sekarang dikelola Dinas Lingkungan Hidup dan akan dikembangkan menjadi balai budaya.

Jadi ada bencingah di situ yang dibangun empat tahun lalu tapi masih belum selesai sampai sekarang dan tahun ini.

Itu yang pertama, yang kedua di RTH Pagutan itu nantinya ada bumi perkemahan. Terus ada botaninya juga, kemudian ada buat ruang berolahraga.

Jadi ada berbagai macam kegiatan yang bisa dilakukan di RTH pagutan.

Insya Allah tahun depan sudah mulai, perencanaannya sudah jadi tinggal diekspos saja kepada pak wali.

Apakah setiap pengembangan wisata masyarakat juga dilibatkan di dalamnya?

Iya, di Pagutan contohnya sudah kita dirikan Pokdarwis. Jadi mungkin mereka nanti bisa masuk di sana entah menjadi karyawan atau pioner di sana, nanti kita lihat.

Pariwisata dan seni selalu beriringan, lalu apakah para seniman juga dilibatkan?

Begitu gong covid dibuka, kami langsung mengadakan acara di Sangkareang. Acara itu sebenarnya tajukan untuk menyambut Latsitadanus di Kota Mataram.

Kami mengajak para seniman membantu kami tampil di sana. Karena selama ini mereka tidak pernah melakukan aktivitas seninya terutama tari-tarian di tengah Covid-19.

Kami adakan sebulan penuh setiap malam minggu ada kegiatan musik-musik modern dan tradisional.

Nah ini membangkitkan semangat pelaku seni di Kota Mataram.

Minggu kemarin kami mulai bersama teman-teman musisi melakukan Sunday musik.

Itu dilakukan di taman Sangkareang setiap Minggu sore, tempat para musisi berkumpul.

Kemudian masyarakat juga bisa menonton dan mendengar sambil duduk-duduk di tengah selasar depan Sangkareang.

Itu akan diintensifkan setiap minggu.

Mataram Sunday Musik ini cara kita untuk membangkitkan semangat seniman yang hampir padam karena pandemi.

(*)

Berita Terkini