Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Program Echo Green telah membuka peluang bagi perempuan dan generasi muda petani di Lombok Timur.
Khususnya di tiga kecamatan yakni Sembalun, Sambelia, dan Suela.
Melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan, Echo Green menumbuhkan perubahan positif bagi individu maupun kelompok di kecamatan tersebut.
Echo Green juga memfasilitasi dan mendampingi 25 desa untuk menyusun peraturan desa (Perdes) terkait tata ruang desa inklusif.
Tata guna lahan yang menjamin ekonomi, hak-hak perempuan, dan petani muda.
Harapannya, dengan peraturan desa itu, masing-masing desa dapat mengembangkan potensi sumber daya secara maksimal.
Baca juga: Lombok Timur Pamerkan Sejumlah Produk Unggulan di APKASI Otonomi EXPO 2022
Baca juga: Desa Kumbang Lombok Timur Terpilih Jadi Percontohan Desa Anti Korupsi Indonesia
Pentingnya kegiatan pelatihan Echo Green, Sekretaris Daerah HM Juaini Taofik menerima tim Echo Green dan Yayasan Penabulu, di ruangan kerjanya, Kamis (16/6/2022).
Dalam sambutannya, Sekda Taofik memberikan apresiasi terkait pelaksanaan program Echo Green di Lombok Timur.
Program sekaligus juga disokong Uni Eropa dan berlangsung sejak tahun 2020.
Program ini juga bertujuan mempromosikan inisiatif ekonomi hijau oleh petani perempuan dan generasi muda.
Sehingga bisa meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan.
Lebih lanjut Sekda Taofik mengajak masyarakat millenial untuk bertani.
Sebab bertani mendidik jiwa menjadi produktif.
"Tanpa pertanian maka ketahanan pangan akan terganggu. Karenanyalah saya juga berharap substansi Echo Green tersebut dapat membuat masyarakat ikut berpartisipasi," jelasnya.
Sekda juga menyebut tata ruang desa memiliki kaitan dengan pertanian.
"Saya berharap Lombok Timur dapat menjadi bagian dari pameran yang akan dilaksanakan Echo Green nantinya, juga sebagai bagian dari promosi pariwisata, Apalagi di Lombok Timur banyak tempat-tempat pariwisata, di Sembalun ada potensi lahan milik TNGR," ujarnya.
(*)