Laporan Wartawan TribunLombok.com, Jimmy Sucipto
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Mudik Lebaran 2022 sedang ramai dilakukan masyarakat.
Membuat fokus di kota terpecah, hingga membuat pengunjung hotel di kota Mataram turut mengalami penurunan.
Salah satunya Hotel Lombok Astoria, yang turut merasakan dampak dari Mudik Lebaran 2022.
General Manager Hotel Lombok Astoria, Saeno Kunto, menjelaskan pendapatan untuk hotel yang ada di Mataram kebanyakan berasal dari event Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE).
"Dengan liburnya ASN pada tanggal 29 April hingga 6 Mei 2022, tidak dipungkiri akan berpengaruh pada hotel," katanya, Jumat (29/4/2022).
Belum lagi, ia menambahkan bahwa setelah libur panjang tadi, ASN bisa menambah libur mereka dengan cuti.
Baca juga: Harga Terkini Tiket Kapal KM Kirana VII, 1 hingga 4 Mei 2022 Libur
Namun dengan sepinya hotel akibat libur panjang tersebut, Saeno masih bisa semringah.
Saeno mengatakan, bahwa okupansi hotel di Kota Mataram masih dibawah 25 persen, berbeda dengan Hotel Lombok Astoria.
"Alhamdulillah Kami masih cukup produktif dari sisi okupansi, yaitu di angka 5,87 persen di bawah target okupansi atau 4,6 persen di bawah target pendapatan secara keseluruhan ," katanya.
Dengan angka yang tinggi dibanding kompetitor lainnya, Saeno menjawab bahwa kuncinya adalah Karunia Allah, networking, selalu peduli memberikan pelayanan dan produk terbaik, serta pengalaman yang mengesankan sehingga costumer nyaman dan menjadi loyal kepada Lombok Astoria.
Setelah itu, Saeno membeberkan pemetaan pasar hotel perkotaan di Mataram, bahwa konsumen Lombok Astoria berasal dari berbagai daerah baik dari wilayah NTB itu sendiri, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya serta daerah lainnya.
Baca juga: Pantau Arus Mudik, Kapolda NTB Cek Kesiapan Pos Pengamanan di Pelabuhan Lembar
Baca juga: Anggota Forum Penerima Manfaat Bantah Adanya Pemotongan Beasantri untuk Ponpes di NTB
Dengan diperbolehkannya mudik, otomatis konsentrasi pasar untuk hotel perkotaan terpecah, ke daerah wisata lainnya.
Healing treatments dari hiruk pikuk dan kegitatan di Kota Mataram, mereka cenderung banyak menghabiskan waktu di daerah pantai, pegunungan, kampung halaman bersama keluarga mereka.
“Intinya mereka berkumpul menikmati udara segar, bersantai dan bertemu dengan keluarga," jelasnya.