Wisata Lombok

Berikut Daftar Makam Ulama di Lombok yang Sering Dikunjungi Peziarah

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makam TGH Tretetet di Karang Kelok, Monjok Barat, Mataram, Selasa (12/4/2022).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Selama bulan suci Ramadan sebagian masyarakat mengisi waktu luangnya dengan melakukan ziarah ke makam-makam para ulama.

Tradisi ini lumrah dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Baik untuk mencari pengalaman, pengetahuan, berkah, hingga bentuk penghormatan kepada leluhur.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Peziarah Ramai Kunjungi Taman Makam Loang Baloq: Cari Berkah hingga Panjatkan Hajat

Berdasarkan rangkuman laporan TribunLombok.com, berikut ini daftar makam ulama di Lombok yang ramai dikunjungi peziarah.

1. Makam Tuan Guru Tretetet

Datuk Asysyaekh Tuan Guru Haji (TGH) Ahmat Tretetet Bin Tuan Guru Haji (TGH) Umar Kelayu Lombok Timur adalah ulama karismatik asal Desa Kelayu, Kecamatan Selong, Lombok Timur.

Ia merupakan sosok penyebar Islam yang terkenal humoris dan kerap singgah dari satu tempat ke tempat lain untuk berdakwah.

Konon, ia memiliki karomah dapat berada di dua tempat yang berbeda sekaligus dan dalam waktu bersamaan.

Belum diketahui, kapan tepatnya TGH Tretetet lahir.

Diperkirakan tidak lama setelah ayahnya TGH Umar Kelayu kembali dari menuntut ilmu di Mekkah pada jelang abad 20.

Namun dari papan informasi yang tertera dimakamnya, diketahui TGH Tretetet wafat pada 19 Desember 1985.

Di papan tersebut, tidak dituliskan waktu lahir maupun usia terakhirnya.

Foto TGH Tretetet yang dipajang di dinding dalam bangunan makamnya, Karang Kelok, Monjok Barat, Mataram. (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Ada juga mitos yang beredar, bahwa TGH Tretetet tidak meninggal.

Ia hanya menghilang atau berpindah ke belahan bumi yang jauh.

TGH Tretetet dimakamkan di Makam Karang Kelok, Monjok Barat, Kota Mataram.

Makam tersebut dibuka 24 jam bagi peziarah.

Bahkan pintu bangunan makam TGH Tretetet tidak digembok, dan hanya diberikan sampiran yang terbuat dari kayu pada daun pintunya.

2. Makam Keramat Batu Layar

Makam Keramat Batu Layar, yang terletak di Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat, merupakan makam yang menjadi tempat peristirahatan dua tokoh penyiar Islam, Syekh Said Zuhri dan Syekh Ali Al Haddad.

Keduanya melakukan syiar Islam di pulau Lombok bersama sosok yang mereka kawal, yakni Syekh Sayyid Syarif Habib Abdurrahman Al Idrus Al Hadromi.

Makam Keramat Batu Layar kerap dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah.

Misalnya Lombok Tengah, Lombok Timur, Jawa, Sulawesi, hingga Banten.

Ada juga dari mereka yang datang dengan mengaku sebagai keturunan dari salah satu dari dua syekh yang dimakamkan di sana.

Kerti, peziarah asal Desa Kuripan, Lombok Barat, datang bersama rombongan mengunjungi makam keramat Batu Layar, Rabu (30/3/2022). (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBYAN ABEL RAMDHON)

Peziarah yang datang dari luar daerah jauh, biasanya akan menginap di makam untuk meminta pertolongan dalam mengatasi masalah-masalah duniawi hingga berharap mendapatkan benda pusaka berupa keris.

Bagi pengunjung yang selesai berziarah di Makam Keramat Batu Layar Senggigi, bisa meluangkan waktu untuk tidak segera pergi dari lokasi.

Pasalnya, lokasi makam yang berada di dekat pantai Senggigi, membuat pemandangan di sekitar kawasan makam bisa langsung memperlihatkan keberadaan laut pantai Senggigi.

Tidak jauh dari sana, para pengunjung juga bisa menginjakkan kaki di pasir-pasir pantai Kerandangan, pantai Duduk, atau menikmati kuliner sate di Pasar Seni Senggigi hingga menyantap ikan bakar di kawasan pantai nipah.

3. Makam di Masjid Kuno Bayan Beleq

Masjid Kuno Bayan Beleq terletak di dataran tinggi Lombok, yakni kaki Gunung Rinjani, tepatnya di Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

Masjid ini disebut-sebut sebagai salah satu pintu penyebaran Islam di Lombok pada abad ke-17, dan menjadi masjid tertua di Lombok yang tercatat sejauh ini.

Konsep bangunan ini memiliki kesan tradisional dan amat sederhana.

Luasnya pun hanya 9 x 9 meter persegi, dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu.

Selain dinding, atap dari Masjid Kuno Bayan Beleq juga tak lepas dari unsur kekayuan.

Atapnya berbentuk tumpeng, terdiri dari susunan kayu dan daun-daun kering yang dirangkai hingga berfungsi sebagai atap.

Bangunan masjid ini ditopang oleh fondasi berupa susunan batu kali dan berlantaikan tanah.

Bentuk bangunan ini diketahui merepresentasikan bentuk kesadaran masyarakat Lombok Utara terhadap pengetahuan seputar kosmos, sejarah, adat hingga spiritualitas.

Ada tiga bangunan yang mirip konstruksi Masjid Kuno Bayan Beleq di sekelilingnya.

Masjid Bayan Beleq di Desa Bayan, Lombok Utara masih berdiri kokoh meski usianya diperkirakan 300 tahun, Minggu (18/4/2021). Masjid ini merupakan saksi bisu masuknya Islam di Lombok dan diperkirakan menjadi masjid pertama di Lombok. (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Tiga bangunan tersebut merupakan makam yang masing-masing menjadi tempat bersemayam para penyebar Islam di Lombok.

Adapun nama-nama yang tertera pada sejumlah cungkup makam di sekitar masjid, antara lain, Pawelangan, Titi Mas Puluh, Sesait, dan Karem Saleh.

Kesemuanya adalah tokoh-tokoh yang dahulu diketahui menyebarkan islam di Lombok.

Selain makam-makam di atas, ada juga makam yang dikenal dengan nama Makam Reak.

Makam seorang ulama bernama Syekh Abdul Razal, pensyiar Islam yang berdakwah secara luas pada abad ke-16-17.

4. Makam TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

Maulana Syaikh Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau yang lebih dikenal dengan nama TGH Zainuddin Abdul Madjid, adalah orang ulama karismatik yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Lombok.

Dalam menyebarkan agama Islam, maulana syaikh banyak bergerak melalui bidang pendidikan dan organisasi Nahdlatul Wathan.

Peranannya yang sangat penting dengan berbagai peninggalannya, baik berupa nilai luhur melalui pendidikan di pesantren maupun organisasi Islam NW.

caption: TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid (Dok. Dinas Sosial NTB)

Kakek dari mantan Gubernur NTB 2 periode TGB M Zainul Majdi tersebut wafat pada 21 Oktober 1997.

Dikebumikan di Pondok Pesantren Darunahdlatain Nahdlatul Wathan yang berada di Kelurahan Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur.

Makam ini nyaris tidak pernah sepi pengunjung.

Tidak hanya pada bulan Ramadan, di hari-hari biasa masyarakat
dari berbagai daerah, baik lokal Lombok maupun luar juga sering terlihat datang untuk berziarah.

Sebagaimana makam-makam para ulama yang lain, makam TGH Zainuddin Abdul Madjid terbuka untuk umum. (*)

Berita Terkini