Sastrawan Lombok

Tuai Banyak Prestasi, Ini Daftar Sastrawan Lombok yang Sudah Masuk Kancah Nasional dan Dunia

Penulis: Robbyan Abel Ramdhon
Editor: Lalu Helmi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilda Karwayu tampil membacakan karya sastrawan Lombok di Taman Budaya NTB.

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon

TRIBUNLOMBOK, MATARAM - Selain mengoleksi buku-buku sastra, sejarah, dan ilmiah dari penulis-penulis internasional, perpustakaan Komunitas Teman Baca juga mengoleksi buku-buku dari penulis lokal, Lombok.

Menurut Dedy (35), pengelola perpustakaan Komunitas Teman Baca, banyak penulis Lombok sudah terkenal di lingkup nasional, bahkan internasional.

Pernyataan tersebut didukungnya dengan berbagai pengalaman terlibat dalam kegiatan kreatif Bersama para penulis maupun komunitas kepenulisan di Lombok.

Baca juga: Teman Baca, Perpustakaan Alternatif di Lombok yang Jadi Lokasi Favorit Mahasiswa Mngerjakan Skripsi

Baca juga: Profil Hilman Hariwijaya, Penulis Lupus yang Meninggal Hari Ini

“Sayangnya, masih sedikit orang Lombok yang mengetahui keberadaan mereka,” keluh Dedy, sambil memperlihatkan koleksi buku dari para penulis Lombok, Kamis (7/4/2022).

Dan berikut adalah daftar penulis Lombok yang sudah menasional dari hasil rangkuman Tribunlombok.com dan wawancara bersama Komunitas Teman Baca:

1. Kiki Sulistyo

Kiki Sulistyo adalah sastrawan kelahiran Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat. 

Buku puisinya berjudul “Di Ampenan, Apalagi yang Kau Cari?” memenangkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 kategori puisi. 

Buku terbaru Kiki berjudul “Bedil Penebusan” diterbitkan Marjin Kiri (2021) dan masuk dalam nominasi buku sastra terbaik Tempo 2021.

Baru-baru ini, bukunya yang berjudul Tuhan Padi (Akarpohon & Halaman Indonesia, 2021) dipamerkan di The London Book Fair 2022. 

2. Irma Agryanti

Irma Agryanti mulai dikenal sejak 2012 lewat Pertemuan Penyair Nusantara VI di Jambi 2012. 

Kemudian mewakili Lombok dalam Makassar International Writers Festival 2016, dan buku puisinya yang berjudul “Anjing Gunung” memenangkan penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2019 kategori puisi.

Pada tahun 2019, Irma Agryanti menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam program pertukaran penyair Indonesia Timur dan Inggris bersama dua penyair Indonesia lain, yakni Jamil Massa dan Mario F. Lawi.

Halaman
12

Berita Terkini