Bulan Ramadhan

Wisata Kuliner Ramadhan di Lombok Timur, Yuk Berburu Takjil dan Sate Bantingan Khas Terara di SKT

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang berjejer di SKT menanti pembeli, menjelang berbuka puasa

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM,LOMBOK TIMUR - Memasuki bulan Ramadhan 1443 Hijriah ini, satu di antara kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat adalah berburu takjil dan wisata kuliner.

Saat berkunjung ke Desa Terara, Kabupaten Lombok Timur, jangan lupa berburu takjil dan menu berbuka puasa lainnya di Sentra Kuliner Terara (SKT).

Di SKT berbagai jenis takjil bisa kita temukan, dan satu diantara kuliner menu berbuka puasa yang disediakan adalah sate bantingan, sate khas masyarakat Desa Terara.

"Sudah kita berikan lapak sebanyak 32 orang untuk berjualan di SKT ini selama Ramadhan," ucap M Ridwan Nazari kordinator SKT kepada TribunLombok.com Minggu (3/4/2022).

Baca juga: Nasihat Kepala Islamic Center NTB: Bayangkan Ramadhan Ini adalah Ramadhan Terakhir Kita

Ia juga menceritakan bagaimana awal mula SKT ini didirikan, bukan hanya semarak Ramadhan sesaat, tetapi SKT ini memang di peruntukkan untuk memfokuskan kuliner khas masyarakat Terara dalam satu tempat.

"28 Februari 2021 itu bupati sudah menyerahkan SK SKT ini kepada Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), yang sebelumnya dipegang sama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)," terangnya.

Tetapi karna pengelolaan yang dirasa kurang maksimal maka bupati menyerahkan pengelolaan untuk SKT ini kepada baznas.

"Di Ramadhan kali ini mudah-mudahan sebagai awal kebangkitan SKT dan cita-cita awalnya untuk memperkenalkan produk khas masyarakat Terara yaitu Sate Bantingan bisa maksimal," harapnya.

Baca juga: Suasana Salat Tarawih Pertama di Islamic Center Kota Mataram

Untuk itulah Baznas mulai berbenah di Ramadhan ini dengan mendirikan koprasi yang di ketuai langsung oleh M Ridwan Nazari sendiri.

Untuk Pengamanan, selama bulan ramadhan di SKT masih diawasi oleh koprasi yang sudah dibentuk.

Dengan lapak yang disediakan oleh baznas itu disewakan sebesar Rp. 125 rb untuk pedagang disana.

"Untuk yang berjualan kita bebankan Rp. 125 rb sebagai uang infak," tutupnya.

(*)

Berita Terkini