Konflik Rusia vs Ukraina

Paus Fransiskus Menyentil Putin Lakukan Provokasi dan Mengobarkan Konflik

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paus Fransiskus. Paus secara implisit menyentil Presiden Vladimir Putin melakukan memprovokasi dan mengobarkan konflik.

TRIBUNLOMBOK.COM, VALLETTA - Untuk pertama kalinya Paus Fransiskus secara implisit menyentil Presiden Vladimir Putin melakukan memprovokasi dan mengobarkan konflik.

"Sekali lagi, beberapa penguasa, sayangnya terperangkap dalam klaim anakronistik dari kepentingan nasionalis, memprovokasi dan mengobarkan konflik, sedangkan orang biasa merasakan masa depan yang tak tentu," kata pemimpin Gereja Katolik Roma itu.

Baca juga: Rusia Akui Roman Abramovich Berperan dalam Perundingan dengan Ukraina, Begini Keterlibatannya

Baca juga: Putin Akan Hadiri G20 Bali, Indonesia Tidak Akan Memihak Siapapun

Suara Paus Fransiskus kuat meski hanya duduk saat menyampaikan pidatonya pada Sabtu (2/4/2022) kepada pejabat Malta, sesaat setelah tiba di negara kepulauan Mediterania untuk kunjungan selama dua hari.

Sebelumnya Paus Fransiskus hanya menyebut Rusia secara langsung dalam doa, seperti saat acara global khusus untuk perdamaian pada 25 Maret 2022.

"Sekarang di malam perang yang menimpa umat manusia, jangan biarkan mimpi perdamaian memudar!" kata Paus Fransiskus dikutip dari Rueters.

Paus mengkritik industri persenjataan dan menyatakan keresahan pada memudarnya antusiasme untuk perdamaian yang muncul setelah Perang Dunia Kedua.

Benturan kepentingan dan ideologi menurutnya telah "muncul kembali dengan kuat dalam bujukan otokrasi, bentuk-bentuk baru imperialisme (dan) agresivitas yang meluas.."

Moskwa mengatakan tindakan yang diluncurkan pada 24 Februari 2022 adalah "operasi militer khusus", yang dirancang tidak untuk menduduki wilayah tetapi untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" tetangganya.

Namun pemimpin umat Katolik sedunia itu secara terbuka menolak terminologi itu, dan menyebut serangan ke Ukraina sebagai perang.

"Dari timur Eropa, dari negeri matahari terbit, bayang-bayang gelap perang kini telah menyebar. Kami mengira bahwa invasi ke negara lain, pertempuran jalanan yang biadab, dan ancaman atom adalah kenangan suram dari masa lalu yang jauh," kata Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik Roma itu.

"Namun, angin dingin perang, yang hanya membawa kematian, kehancuran, dan kebencian, telah menyapu kehidupan banyak orang dan mempengaruhi kita semua."

Pertimbangkan Undangan ke Kyiv

Sebelumnya, ketika ditanya seorang reporter di pesawatnya apakah dia sedang mempertimbangkan undangan untuk mengunjungi Kyiv, paus menjawab: "Ya, itu ada di atas meja (sebagai pertimbangan)".

Paus Fransiskus tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Paus Fransiskus diundang oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Wali Kota Kyiv Vitaliy Klitschko, Uskup Agung Sviatoslav Shevchuk dari Gereja Katolik Ritus Bizantium Ukraina dan duta besar Ukraina untuk Vatikan, Andriy Yurash.

Dia telah berbicara di telepon dengan Zelenskiy dan Shevchuk.

Pemimpin berusia 85 tahun itu juga mengutuk korupsi di Malta, di mana klaim korupsi, penyimpangan keuangan, dan nepotisme telah mendominasi narasi politik pulau itu selama sebagian besar dekade terakhir.

“Semoga selalu tumbuh legalitas dan transparansi yang memungkinkan pemberantasan korupsi dan kriminalitas,” ujarnya.

Untuk pertama kalinya dalam 36 perjalanannya ke luar negeri, rasa sakit di lututnya memaksa Sri Paus menggunakan lift barang untuk naik ke pesawat di Roma dan turun di Valletta, kata juru bicara Vatikan Matteo Bruni.

Paus, yang tertatih-tatih saat berjalan di istana kepresidenan Malta, mengecam keras apa yang disebutnya sebagai "agresi yang tidak dapat dibenarkan, dan mengecam kekejaman" dalam perang tersebut.

Berita terkait konflik Rusia vs Ukraina

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Untuk Pertama Kalinya, Paus Fransiskus Mengkritik Putin atas Serangan ke Ukraina

Berita Terkini