Besarkan hati sang anak
Sri Hartuti mengaku hanya bisa menghibur ketiga anaknya jika mereka diolok-olok.
Saat anaknya mendapatkan ejekan tidur dengan kambing, Sri akan mengatakan pada buah hatinya bahwa saat ini Tuhan sedang menguji keluarga mereka.
Dia berharap, kelak tiga anaknya akan mengingat sulitnya hidup mereka saat ini.
“Biar mereka ingat bagaimana rasanya menjadi orang tidak punya.
Sehingga tidak sombong kalau sudah sukses,” katanya.
Baca juga: Oknum Honorer di Bima Nyambi Jualan Sabu Diringkus Polisi
Entaskan buta huruf di desanya
Sri Hartuti telah menjadi guru tidak tetap sejak 2007.
Dia mengaku menjadi pengajar di desanya karena prihatin.
Mengingat banyak siswa yang tidak bisa membaca meski telah berada di kelas 4 SD.
Kebanyakan orangtua para siswa tinggal di kampung yang terpencil di tengah hutan jati.
Kondisi orangtua siswa juga buta huruf.
Sehingga tidak bisa mengajari anaknya membaca.
”Jadi dulu sepulang sekolah saya beri pelajaran tambahan biar anak-anak bisa membaca,” jelasnya.
Ia sudah belasan tahun menjadi guru.