Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses menggelar acara Lomba Cerita Wastra 2021.
Para juara terpilih selanjutnya akan melenggang ke tingkat nasional.
Mereka diharapkan mampu memperkenalkan kecantikan dan keeksotisan wastra atau kain tradisonal khas NTB ke seluruh masyarakat Indonesia.
”Lomba ini diharapkan meningkatkan kebanggaan memakai kain tradisional NTB,” kata Ketua Dekranasda NTB Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, daat sesi foto bersama pemenang di ruang kerja gubernur NTB, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Produk Lokal NTB Dipamerkan Selama Sebulan di KEK Mandalika: Kain Tenun hingga Motor Listrik
Lomba Cerita Wastra 2021, kata Niken, digelar Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Lomba berjenjang dari tingkat daerah. Pemenangnya akan kembali bertarung di tingkat nasional.
Tonton Juga :
”Tujuannya tidak lain untuk memperkenalkan wastra kain tradisional,” katanya.
Adapun lomba digelar secara daring, peserta mengikuti kompetisi foto daring kebaya dan kain tradisional yang dirangkaikan dengan narasi "aku dan kain".
Baca juga: 2.200 Pekerja Hotel dan Restoran NTB Divaksin untuk Mempercepat Pemulihan Pariwisata
Para peserta harus menceritakan relasi pribadinya dengan kain tersebut, sejarah hingga proses pembuatannya.
Sehingga masyarakat dapat mengenal lebih dekat tentang kain tradisonal tersebut.
Lomba selama dua minggu itu diikuti oleh 50 peserta dari Pulau Lombok dan Sumbawa.
"Saya berbangga karena antusias masyarakat NTB cukup besar dalam mengikuti lomba ini. Bahkan diikuti selebgram lokal,” kata Niken.
Pemenang Lomba Cerita Wastra Provinsi NTB di antaranya, juara 1 dimenangkan Baiq Dewi Septemi.
Perempuan yang menetap di Kediri Lombok Barat tersebut mengkreasikan tenun khas Lombok Barat.
Bagian atas berupa baju lambung (khas Sasak) yang dikombinasikan dengan kain tenun Mareje.
Kemudian ditambahkan kain tile agar lebih milenial dan bawahan kain tenun Gumise motif gerimis.
Baca juga: Rusia Tertarik Investasi Pariwisata di NTB, Lirik Skylift Rinjani, Tambora hingga Global Hub
Busana ini bisa dipakai pada kegiatan sehari-hari.
”Kita ingin menasionalkan ini agar kain tenun dipakai tidak hanya saat acara resmi saja, tapi dapat juga digunakan untuk busana sehari-hari,” jelas Baiq Dewi Septemi.
Perempuan yang berprofesi sebagai perawat tersebut juga menjelaskan, bila tenun dipakai sehari-hari, masyarakat akan ramai membelinya.
Sehingga UMKM yang memproduksi tenun bisa diberdayakan secara ekonomi.
"Saya ingin tetap mempromosikan kain tradisional NTB. Lewat lomba ini, kita menceritakan apa sejarah dan proses dibalik kain ini,” ujarnya.
Sementara itu, juara 2 diraih Silva Iza Azizah dengan menggandeng model Syarifah Aisyah. Duo asal Dompu ini membawakan Tenun Tembe Nggoli dan Munapa'a khas Dompu.
Sedangkan juara 3 diraih Sri Mila Hardiana. Melaui UKM Ana Tenun Sukarara, ia membawakan kain motif songket lolo jagung khas Sukarara.
Serta juara favorit Ina Pariska yang membawakan kain Songket Kiping Jempiring khas Desa Sukarare Lombok Tengah.
(*)