Barang bukti yang diamakan meliputi fisik bus, buku KIR, masa berlaku uji berkala, surat tanda nomor kendaraan (STNK), surat izin mengemudi (SIM), GPS dan kunci kontak bus.
"Dan hasil temuan lainnya, hasil cek fisik yang dilakukan saksi ahli dari pihak agen tunggal pemegang merek (ATPM)," kata Eko.
Baca juga: Putri Hotman Paris Tegur Luna Maya dan Deddy Corbuzier soal Kesehatan Mental, Ini Reaksi Ariel Tatum
Baca juga: Perjuangan Montir Arjo Buat Lamborghini dari Mobil Jadul: Lulusan SMP dan Sudah Habiskan Rp 35 Juta
Baca juga: KRONOLOGI Pria Dibakar Hidup-hidup Tetangga Sendiri di Depan Istri, Tetangga Beri Kesaksian
Harusnya Lewat Nagrek
Ada yang tak biasa dari jalur yang dilalui sopir bus maut rombongan SMP IT Al Muawanah Cisalak.
Seharusnya, bus pariwisata itu melewati jalur Nagrek, tetapi justru berakhir melalui tanjakan Cae.
Padahal, tanjakan Cae sendiri terkenal dengan tikungan tajam dan tidak disarankan untuk bus besar dengan muatan lebih dari 60 orang.
Kecelakaan maut bus yang membawa rombongan ziarah dan tour SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang pada Rabu (10/3/2021) mengakibatkan 29 orang tewas.
Kecelakaan tersebut terjadi saat rombongan dalam perjalanan pulang ke Sumedang.
Mereka awalnya melakukan perjalanan untuk ziarah ke Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.
Satu di antara rombongan, Imam menyatakan, rombongan pulang melalui Jalur Wado, Sumedang.
Imam adalah guru SMP IT Al Muawanah Cisalak yang menjadi korban selamat dari kecelakaan Sumedang.
Menurut Imam, pihak bus travel yang ditumpanginya biasanya melewati jalur Nagreg.
Namun, jarak tempuh jalur Nagreg dinilai terlalu jauh.
"Biasanya pulang lewat Nagreg, jalur Bandung, tetapi terlalu jauh," katanya.
Kemudian, pihak rombongan ada yang memberikan usulan untuk melewati Jalur Wado, Sumedang.