Namun, pihak sekolah seakan cuci tangan dan tak menanggapi permintaan klarifikasi siswi SMK dan Suminto.
"Selama ini saya di Jakarta, setelah pulang baru mengetahui peristiwa yang dialami putri saya," ungkapnya kepada SURYA.co.id.
Suminto menjelaskan lebih lanjut, diketahuinya pelecehan seksual yang dilakukan terlapor Arif Februanto tersebut, setelah korban tidak mau masuk sekolah.
"Anak saya tidak mau masuk sekolah saat ujian, dan bahkan terlihat trauma. Setelah kami tanyakan baru mau bercerita atas kejadian yang dialami," tambahnya kepada SURYA.co.id.
"Kami sudah menghubungi wakil kepala sekolah, dan Guru BP untuk bertemu membahas itu di rumah, namun mereka mengaku tidak bisa. Saya juga tidak datang ke Sekolah karena masih trauma," pungkasnya kepada SURYA.co.id.
Polrestabes turunkan tim untuk menyelidiki
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Oki Ahadian membenarkan jika pihaknya baru menerima laporan dugaan pecabulan yang dilakukan oleh salah satu oknum kepala sekolah SMK swasta di Surabaya, dan pihaknya akan segera melakukan penyelidikan.
"Secepat mungkin kami akan melakukan penyelidikan, dengan mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi-saksi," terang Oki kepada SURYA.co.id, Rabu (3/3/2021).
Dalam waktu dekat, Oki menegaskan akan menurunkan Tim untuk melakukan penyelidikan, serta memanggil terlapor.
"Tim akan segera mungkin kami turunkan untuk mencari bukti pendukung dan memanggil terlapor untuk dimintai keterangan," pungkasnya kepada SURYA.co.id.
Baca juga: Ibu Dipolisikan Anak Kandung Gara-gara Warisan, Ditawari Rp 1 M dan Tanah Tetap Tak Mau Berdamai
Baca juga: Bikin Heboh, Ternyata Sosok Pelakor Rumah Tangga Vanessa Angel dan Bibi adalah Produk Pelangsing
Kasus di Blitar, kepala sekolah cekoki siswinya pil anti hamil
Kasus pelecehan seksual terhadap siswi baru-baru ini juga terjadi di Blitar, Jawa timur.
Kelakuan tak terpuji dilakukan seorang guru PNS di Blitar, Bambang Ri (39) yang memberi obat anti hamil kepada salah satu siswinya untuk dikerjain.
Bambang Ri memaksakan kehendaknya sejak korban masih duduk di bangku kelas 1 di sebuah SMP yang ada di Kecamatan Doko.
Ironisnya, pertama kali Bambang Ri melakukannya kepada anak didiknya di ruang kepala sekolah seusai jam belajar selesai.