Rupanya, disebutkan Abdul Hamim Jauzie, ternyata biaya sekolah Putra ini dialihkan untuk anak lain, bukan Putra.
"Katanya (dana) itu akan dialihkan. Ini kata pak Tony, tim manajemen dari Ashanty," ungkap Abdul Hamim Jauzie lagi.
Akibatnya kini Putra tidak bisa lagi melanjutkan pendidikan di pesantren tersebut.
"Kami hanya mempertanyakan saja. Uang pangkal yang sudah dibayarkan pihak Ashanty ke pesantren katanya diperuntukan untuk anak yang lain," kata Abdul Hamim Jauzie, dilansir TribunnewsBogor.com dari Beepdo.
Bila memang mau melanjutkan di pesantren tersebut, Putra harus membayar uang daftar lagi, yang total nilainya puluhan juta rupiah.
"Ini artinya Putra tidak bisa melanjutkan tanpa biaya sendiri yah, jadi kalau mau melanjutkan maka dianggap sebagai santri baru yang harus membayar uang pangkal sekitar Rp 10 juta," katanya.
Abdul Hamim Jauzie berpendapat bahwa Ashanty tak serius menanggung biaya sekolah Putra.
"Kesimpulan kami berpendapat bahwa Ashanty tidak sungguh-sungguh mesantrenin Putra, " katanya lagi.
Lalu, diakui Putra, terakhir kali ia komunikasi dengan Ashanty pun cuma setelah liburan dari Bali.
"Terakhir ketemu bunda di Bali.
• Ini Cara Gempi Jaga Perasaan Gading Marten, Larang Lihat Foto Wijin di HP Gisel
• Skandal Guru Ngaji Bunuh Tukang Kelapa, Ada Dendam hingga Hubungan Gelap dengan Istri Korban
• Istri Bambang Trihatmodjo Disindir Kekayaannya Hasil Merebut, Ini Jawaban Mayangsari
Terakhir komunikasi ngomongin Katakan Cinta di Youtube, terus ngebahas pas awal-awal kenal sama bunda," ucap Putra.
Bahkan, kini disebutkan Putra, ia diblokir oleh manajemennya Ashanty.
"Akses komunikasi diblok sama Pak Tony. Baru sih.
Saat itu, Putra nanayainhandphone kapan dikirim, jawabannya nanti dikirim. Terus marah cuma karena minta nomer teleponnya Aulia. Marah, langsung diblok," ujarnya.
Mendengar semua pengakuan Putra, pihak LBH Keadilan pun menyebut Putra hanya dimanfaatkan Ashanty untuk kepentingan pencitraan sebagai selebriti.