Jejak Syekh Ali Jaber di Lombok, Bermula saat Jadi Imam Salat Magrib di Masjid Al Muttaqin

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MEMULAI DAKWAH: Suasana Masjid Al Muttaqin Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 29 Cakranegara, Kota Mataram, Senin (18/1/2021). Di masjid ini Syekh Ali Jaber memulai dakwahnya di Lombok.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Lombok disebut-sebut almarhum Syekh Ali Jaber sebagai pulau kesayangan.

Dalam video yang beredar, Ia pun punya keinginan dimakamkan di pulau seribu masjid ini bila meninggal di Indonesia.

Bukan hanya karena faktor keluarga dan istri dari Lombok, tapi di pulau inilah Syekh Ali Jaber memulai misi dakwahnya sebelum menjadi dai kondang.

Baca juga: TGB Terkesan pada Syekh Ali Jaber : Lahir di Madinah Tapi Cinta Indonesia

Di Pulau Lombok, Syekh Ali Jaber tidak memulai dakwahnya dari pondok pesantren besar.

Dia memulai dengan mengajar ngaji (membaca Al-Quran) di Masjid Al-Muttaqin, Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 29 Cakranegara, Kota Mataram.

Tonton Juga :

Masjid ini terletak di Kecamatan Cakranegara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu.

Dahulunya, kawasan masjid ini merupakan pusat kerajaan Hindu Karangasem, dari Bali yang memerintah sampai ke Lombok.

Baca juga: Anak Sulung Syekh Ali Jaber Tak Menangis sang Ayah Wafat, Ikhtiar Kabulkan Keinginan Almarhum

Di kerajaan ini dibangun istana kerajaan yang disebut Ukir Kawi.

Adapun, bekas istana kerajaan Hindu tersebut masih terlihat dengan keberadaan Taman Mayura, hanya beberapa meter di sebelah timur masjid.

Arsitektur taman ini kental dengan nuansa Hindu-Bali, dengan pura-pura persembahyangan di sekelilingnya.

Di samping Taman Mayura juga terdapat gereja umat Kristen.

Bahkan di sebelah barat masjid Al Muttaqin berderet rumah warga Hindu.   

Di Cakranegara, umat Islam, Hindu, dan Kristen hidup rukun dan damai.

Dekat Lokasi Prostitusi

Baca juga: TGB Mengenang Syekh Ali Jaber, Banyak Sebarkan Mushaf Alquran Termasuk Bagi Kaum Tunanetra

Di sisi lain, masjid ini juga berdekatan dengan lokasi prostitusi yang dikenal warga lokal dengan sebutan ‘pasar beras’.

Lokasi prostitusi ini sudah jadi rahasia umum, bagi sebagian orang tempat ini disebut-sebut sebagi Dolly-nya Lombok.  

Untuk mengubah citra tempat ini, Pemkot Mataram mengubah namanya menjadi Pasar Panglima, Cakranegara.

Syarif Hidayatullah, pengurus Masjid Al Muttaqin sekaligus murid dan sahabat Syekh Ali Jaber (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Syarif Hidayatullah (40), salah satu pengurus masjid, sahabat, sekaligus murid Syekh Ali Jaber yang ditemui TribunLombok.com membenarkan, menjadi Al Muttaqin merupakan masjid pertama tempat Syekh Ali Jaber berdakwah.

”Di masjid inilah beliau memulai dakwahnya, mengajarkan kami membaca Al Quran yang benar,” tutur Syarif, di ruang pengurus masjid Al Muttaqin, Senin (18/1/2021).

Baca juga: Kunjungi Rumah Syekh Ali Jaber, Gubernur NTB: Kita kehilangan Ulama Besar yang Rendah Hati

Syarif menjelaskan, tidak ada tujuan tertentu Syekh Ali Jaber memulai dakwahnya di Cakranegara.

Juga tidak ada kaitannya dengan kebaradaan lokasi prostitusi ‘pasar beras’ di sana. Bahkan Syekh Ali Jaber mungkin tidak banyak tahu terkait hal itu.

Dia memulai dakwah di tempat itu murni karena masjid tersebut dekat dengan rumah keluarga. Warga pun menerimanya dengan baik.

”Kami di sini hidup rukun dan toleransi dijunjung tinggi,” katanya.

Bermula saat Jadi Imam Salat Magrib

Syarif menuturkan, perjumpaan dirinya dengan Syekh Ali Jaber pada akhir tahun 2001.

Kala itu, Syekh Ali Jaber hanya datang salat magrib berjamaah ke masjid.

Kebetulan ada keluarga istrinya Umi Nadia tinggal di sekitar masjid tersebut.

Ini wasiat Syekh Ali Jaber sebelum meninggal dunia (Istimewa)

Dia datang dengan pakaian khas Arabnya.

Melihat itu, jamaah masjid pun meminta Ali Saleh Mohammed Ali Jaber menjadi imam.

Bacaan ayat Al-Quran-nya sangat fasih dan membuat para jamaah terkesan.

Penghayatan Syekh Ali Jaber yang mendalam membuat warga terharu dan semakin khusyuk saat salat.

”Selesai salat magrib, saat dia hendak pulang ke rumah keluarga, saya hadang beliau. Saya bilang, ustad saya ingin belajar Al Quran sama antum,” tutur Syarif, waktu pertama kali bertemu Syekh Ali Jaber.

Mendengar permintaan Syarif, Syekh Ali Jaber pun sangat senang dan membalas dengan ramah meski baru pertama kali bertemu.

”Oh, mari, silahkan, rumah saya (Ali Jaber) di Monjok, tahu Monjok? katanya dengan bahasa Indonesia terbata-bata,” tutur Syarif.

Sejak saat itu, Syarif dan Syekh Ali Jaber pun teman sekaligus guru dan murid.

Dia pun datang belajar tahsin Al Quran di rumah Syekh Ali Jaber di Kelurahan Monjok.

Sejak saat itu, Syekh Ali Jaber pun kerap datang salat magrib di masjid Al Muttaqin dan menjadi imam.

Para jamaah pun menerimanya dengan baik.

Selain bacaan Al Qurannya bagus, penghayatan terhadap ayat yang ucapkan sangat mendalam sehingga jamaah merasa khusyuk.

”Beliau setiap salat sering kali menangis, jadi jamaah mulai timbul ketertarikan kepada beliau,” ujarnya.

Saat itu, kurun waktu 2001-2002, Syekh Ali Jaber masih sering bolak bali Lombok-Madinah karena belum menjadi warga negara Indonesia.

Tapi setiap datang ke Lombok dia selalu datang ke masjid Al Muttaqin, Cakranegara.

Selain menjadi imam saalat, ia juga mengajarkan Al Quran, memperbaiki bacaan dan tajwid para jamaah di sana.

Sehingga pada tahun 2003, Syekh Ali Jaber membuka halaqah tafsir Al Quran.

Sejak saat itu, dia mulai intensif mengajar.

Ia pertama-tama membedah tafsir Al Quran juz amma, sebab rata-rata ayat yang dibaca pada saat salat di Lombok adalah juz amma.

”Waktu itu saya jadi penerjemah, beliau mengartikan ayat-ayat tersebut kemudian saya mengartikan ke dalam bahasa Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, pemahaman tentang arti ayat Al Quran sangat penting agar pesan dalam ayat itu direspi, sehingga shalat menjadi khusyuk.

”Kita harus tahu artinya dan memahami kandungannya, dari situ syekh membuka halaqah tafsir Al Quran di masjid ini,” ujarnya.

Sejak saat itulah, para jamaah meminta Syekh Ali Jaber datang berdakwah ke rumah masing-masing.

Dia diundang untuk ceramah dan mengajar Al Quran.

(*)

Berita Terkini