Proyek WC Seharga Rp 196,8 Juta Diminta Dievaluasi, Anggota DPRD Kab Bekasi Soroti Kelas Tak Layak

Editor: wulanndari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan bangunan fisik proyek pembangunan WC seharga Rp 196,8 juta di SDN Mangunjaya 04 di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/12/2020).

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNLOMBOK.COM - Tampilan WC di SD Bekasi menjadi perhatian karena anggarannya capai ratusan juta, kini DPRD Kab Bekasi minta dievaluasi dan soroti kelas tak layak.

Pemerintah Kabupaten Bekasi membangun sarana penunjang pendidikan berupa toilet atau water closet (WC) di lingkungan SD Negeri 04 Magunjaya, Jalan Kedondong, Kecamatan Tambun Selatan senilai Rp196,8 juta.

Berdasarkan situs lpse.bekasikab.go.id, sumber dana untuk pembangunan WC berasal dari APBD Kabupaten Bekasi 2020.

Dalam situs itu juga disebutkan, pagu anggaran yang disediakan mencapai Rp198,5 juta hanya untuk sarana penunjang toilet sekolah.

TribunJakarta.com mencoba mendatangi langsung lokasi pembangunan WC seharga Rp 198 juta di SD Negeri Mangunjaya 04 Tambun Selatan, Selasa (8/12/2020).

Proyek pembangunan WC ini terpisah dengan bangunan utama sekolah, ukuranya tidak terlalu besar diperkirakan hanya 2×2 meter.

Di dekat proyek pembangunan itu, terdapat spanduk berisi informasi kegiatan pembangunan yang dilakukan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi.

Proyek pembangunan WC ini diproyeksi rampung dalam waktu 57 hari dimulai sejak 26 Oktober 2020 dan ditargetkan selesai 21 Desember 2020 mendatang.

Baca juga: Inilah Penampakan WC Sekolah Dasar di Bekasi yang Dianggarkan Rp 196,8 Juta, Ini Penjelasan Bupati

Baca juga: Tukang Ojek Cabuli Wanita Sedang BAB di WC Umum, Pelaku Buka Seng Penutup dan Ancam Bunuh Korban

Baca juga: Inilah 15 Orang Terkaya di Indonesia di Tengah Pandemi, Harta Masih Ratusan Triliun Rupiah

Sebagai pelaksana proyek, disebutkan perusahaan atas nama CV. Cikal Kelapa Mandiri.

Dalam situs yang sama, Pemkab Bekasi juga melakukan kegiatan serupa di SMP Negeri 4 Cikarang Barat.

Nilai anggaran yang dihabiskan membangun sarana penunjang pendidikan di lingkungan sekolah ini tidak jauh berbeda yakni, Rp196,9 juta.

Dikutip dari wartakotalive.com, Pemkab Bekasi di 2020 ini membangun sebanyak 488 WC sebagai bentuk progam menuju Kabupaten Sehat 2021.

Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja mengungkapkan Pemkab Bekasi berkomitmen mewujudkan kabupaten yang bersih, aman, nyaman dan sehat demi menuju Indonesia Sehat.

“Tentu saja ini menjadi komitmen kami bersama untuk mewujudkan kabupaten sehat. Ini penting, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, kesehatan merupakan hal yang utama,” kata Eka, Minggu (1/11/2020).

Sementara Kepala Bidang Bangunan Negara Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi, Benny Sugiarto Prawiro, menjelaskan pembangunan 488 toilet itu tersebar di setiap sekolah dasar maupun menengah pertama di 23 kecamatan Kabupaten Bekasi.

Dia melanjutkan, total anggaran yang dihabiskan untuk membangun 488 wc ini mencapai Rp98 miliar melalui APBD perubahan 2020.

"Ditargetkan, selesai pada pertengahan Desember tahun ini," kata Benny.

Pembangunan toilet ini dilakukan dengan menerapkan konsep adaptasi kebiasaan baru. Di setiap sekolah nantinya akan dibangun dua ruang toilet, dua unit urinoar, tempat wudu dan tujuh wastafel.

“Sebanyak lima wastafel di antaranya mengusung konsep new normal dengan menggunakan mekanisme keran injak. Wastafel ini bukan cuma dipasang di toilet tapi jg di sekitar area sekolah. Jadi sebelum masuk sekolah, para siswa cuci tangan dulu,” ucap dia.

Fasilitas WC Jongkok

TribunJakarta.com mendatangi langsung lokasi pembangunan yang berada di Jalan Kendongdong, Desa Mangunjaya tersebut, Selasa (8/12/2020).

Proyek pembangunan WC ini terpisah dengan bangunan utama sekolah, ukuranya tidak terlalu besar diperkirakan hanya seluas 2×2 meter.

Penampakan bangunan fisik proyek pembangunan WC seharga Rp 196,8 juta di SDN Mangunjaya 04 di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/12/2020). (TribunJakarta/Yusuf Bachtiar)

Bangunan fisik sudah tampak terlihat dengan ukuran yang tidak terlalu luas, beberapa pekerja tampak sibuk melakukan penyempurnaan mulai dari atap hingga interior WC.

WC seharga Rp196,8 juta ini sekilas tidak memiliki keistimewaan, fasilitas yang sudah terlihat dipasang diantaranya kloset jongkok sebanyak dua unit.

Bangunan yang diperkirakan seluas 5×5 meter ini memiliki beberapa fasilitas diantaranya, dua kloset jongkok seperti yang sudah disebutkan, keran wudhu dan urinoir (kloset untuk buang air kecil pria).

Seorang pekerja pembangunan WC mengatakan, bangunan fisik dikerjakan sekitar lima orang pekerja dan ditargetkan memulai pengecatan 10 Desember 2020.

"Tinggal dipasang septictank, toren air, kita (berlima) cuma bangunan fisik aja, nanti yang pasang sumur beda lagi orangnya," kata seorang pekerja proyek kepada TribunJakarta.com.

Dia menjelaskan, spesifikasi WC seharga Rp196,8 juta diantaranya, dua ruangan kloset jongkok, tiga urinoir di nagian belakang bangunan, tiga keran wudhu dan dua westafel cuci tangan.

Ketika ditanya soal estimasi biaya, pekerja tersebut enggan menyebutkan lantaran menurut dia hal itu merupakan wewenang pelaksana proyek.

"Kalau kita di sini hanya kerja aja, kalau buat hitung-hitungan biayanya kurang begitu tahu," tuturnya.

TribunJakarta.com juga berusaha mengonfirmasi pihak sekolah, tetapi ketika disambangi tidak ada pihak yang dapat dimintai keterangan soal pembangunan WC tersebut.

DPRD Minta Evaluasi

Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi meminta, pembangunan toilet atau water closet (WC) seharga Rp196,8 juta per unit di sejumlah sekolah dievaluasi, Kamis (10/12/2020).

Hal ini disampaikan Rusdi, selaku Sekertaris Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi saat dikonfirmasi terkait pembangunan WC yang menelan anggaran cukup fantastis.

"Ya realisasi di lapangan seperti apa cek aspek teknisnya kemudian spesifikasinya gitu loh, kalau memang di situ terdapat penyimpangan ya wajib ada apa namanya tindakan," kata Rusdi.

Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi yang membidangi urusan pendidikan, sejatinya mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) meningkatkan fasilitas sanitasi.

"Kalau dari sudut pandang Komisi IV yang memang berurusan dengan pendidikan, satu sisi pengangaran untuk sanitasi atau WC ini kita apresiasi karena kan di masa pandemi ini menjadi penting," ungkap Rusdi.

Tetapi, jika pada pelaksanaan kegiatan ada yang menyimpang atau tidak sesuai dengan realitas di lapangan tentu sangat tidak dibenarkan.

"Akan tetapi pada realiasasinya ada hal-hal yang tentu saja memprihatinkan, makanya kita minta komisi terkait supaya melakukan evaluasi," tegas dia.

Dia menjelaskan, proses penganggaran WC di sekolah dilakukan oleh Komisi III yang membidangi infrastruktur.

Untuk dinas teknis yang melakukan kegiatan, dilakukan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang atau dahulu bernama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

"Karena dinas teknisnya di PUPR itu artinya domain Komisi III dan satuan pendidikan dalam hal ini Disdik (Dinas Pendidikan) sebagai user, mereka menerima saja," tegas Rusdi.

Ribuan Ruang Kelas Tak Layak

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi menggeelontorkan anggaran ratusan juta untuk tiap sekolah dalam rangka membangun fasilitas toilet atau water closet (WC).

Baca juga: Tiga Balitanya Dibunuh Istri Gara-gara Himpitan Ekonomi, Suami Curhat Pilu: Makan Tiga Hari Sekali

Baca juga: Pemkab Bekasi Bangun WC Seharga Rp196,8 Juta, Ombudsman: Lapor Jika Kualitas Tak Sesuai Spesifikasi

Baca juga: Pemkab Bekasi Bangun WC Rp196,8 Juta di SDN Mangunjaya 04, Bupati Bekasi: Kesehatan yang Utama

Padahal dari data Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, terdapat ribuan ruang belajar di sekolah tingkat SD dan SMP yang kondisinya tidak layak.

"Nah data yang kami dapat 2019 itu ada sekitar 3000-an ruang kelas SD yang tidak layak lalu setingkat SMP ada 5000-an ruang belajar yang sama kondisinya tidak layak," kata Sekretaris Komisi IV Rusdi saat dikonfirmasi, Kamis (10/12/2020).

Ribuan ruang belajar itu lanjut dia, pada 2020 ini belum dapat dilakukan kegiatan perbaikan dengan alasan refocusing anggaran guna penanganan pandemi Covid-19.

"Justru di tahun ini kan mengalami refocusing, jadi data yang saya sebutkan tadi 3000 ruang kelas SD dan 5000 ruang kelas SMP yang tidak layak karena di 2020 anggaran yang sudah disiapkan terkena refokusing kegiatan perbaikan belum dilakukan," terang dia. 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul "Proyek WC Seharga Rp196,8 Juta Diminta Dievaluasi, Ini Kata Anggota DPRD Kab Bekasi"

Berita Terkini