Rinjani
Menghidupkan Kembali Besembek, Ritual Sembelum Mendaki Rinjani
Ritual besembek bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Penulis: Toni Hermawan | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Masyarakat kaki Gunung Rinjani, menyimpan tradisi dan kearifan lokal yang telah mengakar kuat. Salah satunya adalah ritual besembek, prosesi permohonan izin atau "betabek”.
Ritual ini dilakukan sebelum mendaki gunung yang dianggap sakral oleh masyarakat adat Bayan Beleq, Lombok Utara.
Ritual ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Pemangku adat Bayan Beleq, Raden Kertamono, menegaskan pentingnya ritual besembek sebagai bagian dari etika spiritual sebelum memasuki kawasan pegunungan.
“Kita harus betabek permisi dulu kalau mau naik,” ujar Raden saat ditemui di sela diskusi bersama Organisasi Mahasiswa dan Pemuda Pecinta Alam (Oasistala) Lombok Timur, Kamis (7/8/2025) sore.
Raden mengungkapkan, pernah terjadi insiden tragis beberapa tahun lalu akibat pendaki yang tidak melakukan ritual ini. Ia mengibaratkan kejadian tersebut sebagai akibat dari "nyelonong", mendaki tanpa permisi atau restu dari alam.
Menurutnya, besembek adalah bentuk doa dan permohonan keselamatan untuk para pendaki, sejak langkah pertama hingga kembali dengan selamat.
“Itulah makna nyembek, supaya diberikan kelurusan, supaya aman sampai puncak, pulang juga aman,” jelasnya.
Raden juga berharap agar ritual besembek dijadikan bagian dari SOP resmi pendakian Gunung Rinjani, sebagai langkah pelestarian budaya sekaligus peningkatan kewaspadaan pendaki.
“Siapapun naik gunung harus disembek,” tegasnya.
Baca juga: BTNGR Pertimbangkan Ritual Besembek Masuk SOP Pendakian
Kiai Adat Edi Susanto turut menjelaskan lebih lanjut mengenai prosesi Ngasuh Gunung, di mana besembek menjadi bagian penting di dalamnya. Ritual dimulai dari rumah adat, diawali dengan doa-doa, kemudian dilanjutkan dengan upacara besembek sebelum berangkat ke Rinjani.
“Besembek itu ibarat meminta restu sebelum naik ke Gunung Rinjani,” kata Edi.
Setelah sampai di kawasan gunung, ritual berlanjut bersama para Mangku Gunung, kiai adat, dan tokoh masyarakat lain. Menurut Edi, leluhur dahulu senantiasa mendaki gunung dengan rasa hormat tinggi terhadap alam.
“Adat itu tata cara yang baik. Orang kita dulu kalau dia naik ke gunung, dia menghormati dan cinta kepada alam,” ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.