Warga Usir Kepala Sekolah di Pujut
Warga Usir Kepala SD/SMP 9 Satu Atap Pujut Buntut Dugaan Penunjukkan Komite Abal-abal
Pengusiran ini buntut dari kekecewaan masyarakat Desa Sukadana sebagai komite sekolah atas sejumlah dugaan pelanggaran.
Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
Pihaknya mempertanyakan legalitas komite karena semestinya berasal dari masyarakat.
Selain itu, komite sekolah yang baru tersebut juga tidak ada anggotanya karena dipilih kepala sekolah.
Dia menyayangkan penunjukkan komite tidak melibatkan warga sebagai bentuk transparansi.
"Jadi guru juga mengeluh kepada masyarakat. Kondisi sekolah juga carut marut. Bendahara sekolah tidak ada, sempat ada jadi bendahara tapi cuma dipinjam namanya saja," ungkap Salimmudin.
Menurut Salimmudin, semestinya yang menunjuk komite adalah warga yang selanjutnya ditetapkan dalam musyawarah.
Pihaknya mengaku melakukan aksi ini dengan tujuan ingin menyelematkan sekolah.
Ia berharap sekolah semakin baik dan tidak menjadi ladang korupsi.
Klarifikasi Kepala Sekolah
Kepala SD/SMP Satap Pujut Sukendar menyampaikan, dirinya hanya melaksanakan tugas merujuk pada aturan.
Sukendar mengaku menunjuk komite dari unsur guru untuk sementara karena kepentingan ARKAS sampai adanya komite sekolah definitif.
"Saya menunjuk guru karena kepentingan dari ARKAS itu sendiri," ungkap Sukendar.
Sukendar mengaku Salimmudin telah meminta kepada bendahara sekolah untuk diwakilkan tanda tangannya.
Atas dasar itu dia membantah tudingan pemalsuan tanda tangan.
"Bisa ditanyakan konfirmasi langsung nanti ke Nana (bendahara sekolah)," demikian Sukendar.
Sebagai informasi, komite sekolah memiliki beberapa tugas utama, yaitu menjadi jembatan komunikasi antara orang tua dan sekolah, mendukung dan mengawasi penyelenggaraan program sekolah, serta membantu mencari solusi terkait pendanaan pendidikan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.