Doa Nabi Yunus, Amalan Mustajab Saat Dilanda Kesulitan Hidup

TRIBUNLOMBOK.COM - Salah satu amalan doa yang dapat menjadi pegangan bagi umat Islam saat menghadapi kesulitan adalah doa Nabi Yunus.

Doa ini memiliki kisah yang kuat di baliknya dan menjadi simbol ketundukan serta harapan akan pertolongan Allah SWT di tengah kesulitan.

Kisah ini bermula ketika Nabi Yunus AS diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah di sebuah wilayah yang penuh dengan kemaksiatan dan jauh dari petunjuk Ilahi.

Namun, ajakan Nabi Yunus untuk kembali ke jalan kebenaran ditolak mentah-mentah oleh kaumnya. Penolakan itu membuat beliau kecewa dan merasa putus asa.

Karena merasa tugasnya sia-sia, Nabi Yunus memutuskan untuk meninggalkan kaumnya tanpa menunggu petunjuk dari Allah SWT.

Sebelum pergi, beliau sempat memperingatkan bahwa azab akan turun dalam waktu tiga hari jika mereka tidak juga bertaubat. Setelah itu, Nabi Yunus menaiki sebuah kapal dan berlayar meninggalkan Nineveh.

Di tengah pelayaran, kapal yang ditumpanginya mengalami gangguan berat. Gelombang besar dan cuaca buruk membuat kapal terancam tenggelam.

Nakhoda kapal kemudian memutuskan untuk mengurangi beban dengan cara membuang barang-barang bawaan, namun tidak cukup.

Langkah terakhir adalah mengundi penumpang yang harus dilemparkan ke laut.

Undian dilakukan beberapa kali, dan setiap kali nama Nabi Yunus yang keluar. Menyadari ini adalah bentuk takdir dari Allah SWT, Nabi Yunus pun rela menjatuhkan dirinya ke laut.

Namun, Allah SWT tidak membiarkan Nabi Yunus tenggelam. Seekor ikan besar dalam banyak riwayat disebut ikan paus diperintahkan untuk menelannya.

Di dalam perut ikan itu, Nabi Yunus berada dalam kegelapan dan kesendirian, penuh penyesalan dan rasa berserah diri.

Dalam kondisi tersebut, Nabi Yunus memanjatkan doa yang kini dikenal sebagai doa Nabi Yunus, doa ini menjadi pengakuan atas kelemahan manusia dan pengagungan terhadap kebesaran Allah SWT:

Doa Nabi Yunus 

Berikut ini doa yang dipanjatkan Nabi Yunus saat sedang terjebak dalam perut paus:

لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadh dhoolimiin

Artinya: “Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Doa Nabi Yunus tersebut merupakan bagian dari surah Al-Anbiya [21} ayat 87 yakni:

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ
Wa dzan-nuuni idz dzahaba mughadhiban fazhanna an lan naqdiro 'alaihi fanada fidz-dzulumati an la ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin.

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Nabi Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."