Mata Lokal Fest 2025

UT Raih Penghargaan atas Komitmen Pendidikan Inklusif Berkelanjutan di Ajang Mata Lokal Award

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata UT melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Editor: Idham Khalid
Dok. Istimewa
UT RAIH AWARD - Universitas Terbuka menerima penghargaan Sustainable Impact in Inclusive Lifelong Learning pada perhelatan Mata Lokal Award 2025. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Universitas Terbuka (UT) kembali menegaskan peran strategisnya dalam membangun pendidikan tinggi yang inklusif dan berkelanjutan dengan meraih penghargaan ‘Sustainable Impact in Inclusive Lifelong Learning’ dalam ajang Mata Lokal Award pada gelaran Mata Lokal Fest 2025.

Acara penghargaan tersebut berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian festival nasional yang diselenggarakan oleh Tribun Network dengan tema besar “Cutting Edge for Local Sustainability.

Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata UT melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang mendorong pembelajaran sepanjang hayat dan menjangkau kelompok masyarakat di wilayah-wilayah terpencil.

Lewat program-program inovatif, UT melibatkan mahasiswa secara aktif dalam mengatasi tantangan pendidikan dan sosial yang beragam di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon kepada Prof. Paken Pandiangan, Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Universitas Terbuka.

Dalam sambutannya, Prof. Paken menegaskan peran dan mandat yang diemban UT sebagai perguruan tinggi negeri berbasis pembelajaran jarak jauh yang berada di bawah pemerintah pusat.

“Pertama, UT diminta untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia. Saat ini, angka partisipasi kasar (APK) Indonesia baru mencapai 31 persen, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Menjawab mandat ini, saat ini UT memiliki 1,7 juta mahasiswa, dengan 700 ribu di antaranya merupakan mahasiswa aktif,” ujar Prof. Paken.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa mandat kedua UT adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya dari kalangan pekerja, masyarakat ekonomi lemah, dan mereka yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). UT menjawab tantangan ini melalui sistem pembelajaran jarak jauh yang inklusif dan adaptif, sesuai dengan motonya “Making Higher Education Open to All.”

Sebagai institusi yang mengedepankan pendidikan terbuka, UT mampu menjangkau mahasiswa dari beragam latar belakang sosial, ekonomi, dan geografis, termasuk hingga ke pelosok Indonesia bahkan luar negeri. Hal ini dibuktikan lewat mandat ketiga, yaitu menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui program-program PkM yang tersebar luas.

Dalam menjalankan PkM, salah satu program unggulan UT adalah Bina Budaya Antar Bangsa, di mana mahasiswa dari 54 negara datang ke Indonesia untuk mempelajari budaya lokal secara langsung, sekaligus berkolaborasi dengan masyarakat. Program ini kini menjadi agenda rutin UT dalam diplomasi budaya global.

Salah satu program unggulan yang turut mendapat perhatian dalam penghargaan ini adalah Bina Budaya Antar Bangsa. Melalui program ini, mahasiswa dari berbagai negara datang ke Indonesia untuk mempelajari budaya lokal secara langsung dan membangun kolaborasi dengan masyarakat setempat.

Program ini kini menjadi bagian dari agenda rutin UT dalam memperkuat diplomasi budaya global.

“Ke depan, kami akan terus membuka kesempatan bagi lebih banyak mahasiswa dari luar negeri untuk belajar di UT. Dengan mandat yang diberikan pemerintah, kami berkomitmen untuk menjawab tantangan pemerataan pendidikan tinggi di mana pun masyarakat berada,” pungkas Prof. Paken.

Pada tahun 2025 ini, Universitas Terbuka mengalokasikan anggaran sebesar Rp40 miliar untuk kegiatan riset dan PkM. Dari jumlah tersebut, Rp32,5 miliar dialokasikan untuk mendanai 550 judul penelitian, termasuk riset mahasiswa, sementara Rp8,9 miliar ditujukan untuk mendukung 384 proposal PkM, termasuk yang dilaksanakan di wilayah perbatasan Indonesia seperti Timor Leste, Sabah Malaysia, dan Filipina.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved