Idul Fitri 2025

Khidmatnya Salat Idul Fitri di Masjid Nurul Bilad Mandalika, Banyak Jemaah Bule dari Berbagai Negara

Ratusan masyarakat mengikuti salat Idul Fitri Masjid Nurul Bilad Mandalika, Lombok Tengah, Senin (31/3/2025) pukul 07.30 WITA. 

Penulis: Sinto | Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
SALAT IDUL FITRI - Suasana Salat Idul Fitri Masjid Nurul Bilad Mandalika, Lombok Tengah, Senin (31/3/2025) pukul 07.30 WITA. Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, Salat Idul Fitri diikuti oleh jemaah lokal di Kuta Mandalika, para pekerja hingga para bule dari berbagai negara juga turut hadir. Mereka dari Uzbekistan, Inggris, Palestina, Afrika Selatan dan lain sebagainya. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH -  Ratusan masyarakat mengikuti salat Idul Fitri Masjid Nurul Bilad Mandalika, Lombok Tengah, Senin (31/3/2025) pukul 07.30 WITA. 

Berdasarkan pantauan Tribun Lombok, salat Idul Fitri diikuti oleh jemaah lokal di Kuta Mandalika, para pekerja hingga para bule dari berbagai negara juga turut hadir. Mereka dari Uzbekistan, Inggris, Palestina, Afrika Selatan dan lain sebagainya. 

Pelaksanaan ibadah ssalat Idul Fitri di Masjid yang dikelola oleh Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) ini berlangsung khidmat dan khusuk. Satpam ITDC juga menyambut kedatangan para jemaah untuk mengarahkan mereka menuju lokasi pelaksanaan salat. 

Imam dan khutbah dipimpin langsung oleh Ustadz Nuresim pemimpin Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Rangkap II Desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah dan Bilal Salat Idul Fitri Ustadz Muhamad Paidin. 

Ustadz Nuresim menyampaikan sebuah khutbah berjudul wujudkan hari Idul Fitri sebagai syi'ar sami'na waatho'na dan loyalitas. 

Ustadz Nuresim mengatakan, sesungguhnya untuk orang-orang beriman itu terdapat lima A'yad (5 Idul Fitrinya selain Idul Fitri dan Idu Adha) sebagaimana termaktub dalam kitab Duratunnashihin Halaman: 267

Yang pertama Ketika hari hari yang ia lalui tanpa melakukan dosa maka hari itulah mereka sedang lebaran. 

Yang kedua: Pada hari ia meninggal dunia dalam keadaan beriman maka pada hari itulah hari idul fitrinya atau lebarannya. 

Yang ketiga: Pada hari ia selamat melintasi shiratal mustaqiem serta aman dari hiruk pikuknya hari kiamat maka pada itulah hari Id-nya. 

Yang keempat: Pada hari ia dimasukkan kedalam surga serta aman dari neraka Jahannam Maka hari itulah Id- atau hari Rayanya. 

Sedangkan Yang kelima: Dimana pada hari itu Iya berjumpa serta melihat langsung Allah SWT, maka itulah sebagai A'id-nya atau lebarannya.

"Maka orang-orang Mu'min, Muttaqien dapat meraih suatu keniscayaan yang demikian itu tentunya berdasar harokah barokahnya yang selalu mengharap Ridho Rahmat Allah SWT serta wujud signifikasi dari sikap," jelas Ustadz Nuresim. 

 

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved