Harga Cabai di NTB

Pemprov NTB Bakal Gelar Pasar Murah untuk Kendalikan Harga Cabai

Pemprov NTB akan mencari sumber permasalahan melambungnya harga cabai di pasaran yang mencapai Rp180 ribu hingga Rp200 ribu per kilogramnya.

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH
HARGA CABAI TINGGI - Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal mengatakan pemerintah menyiapkan strategi untuk mengendalikan harga cabai yang melambung, hal tersebut disampaikan saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Selasa (4/3/2025). Harga cabai dipasaran tembus Rp 180 ribu sampai Rp 200 ribu per kilogramnya, terjadi sejak akhir Februari lalu.  

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tingginya harga cabai di hampir seluruh wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi perhatian Gubernur Lalu Muhamad Iqbal. Selain karena menjadi kebutuhan masyarakat, kenaikan harga ini juga dapat mempengaruhi inflasi nantinya.

Iqbal yang ditemui usai mengikuti rapat pengendalian inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengatakan, pihaknya akan mencari sumber permasalahan melambungnya harga cabai di pasaran yang mencapai Rp180 ribu hingga Rp200 ribu per kilogramnya.

Untuk mengendalikan harga bahan pokok dalam waktu dekat selama Ramadan ini, Pemerintah Provinsi NTB sudah menyiapkan sejumlah solusi.

"Kita akan lakukan atensi khusus temasuk intervensi pasar, operasi pasar kita akan koordinasi dengan distributor distributor," kata mantan Dubes Indonesia untuk Turki itu, Selasa (4/3/2025).

Iqbal menyebut terdapat penyimpangan data antara pemerintah dan kondisi di lapangan. Ia mengatakan pada bulan Februari terjadi deflasi terhadap komoditas cabai namun diawal Maret terjadi perubahan yang signifikan. "Harusnya dampaknya masih terasa," kata Iqbal.

Baca juga: Terbukti Pernah Jadi Pengurus PDIP, Komisioner KPU Lombok Timur Diberhentikan DKPP

Ia berharap kenaikan harga cabai di awal Ramadan ini bukan disebabkan karena adanya penimbunan oleh oknum tertentu, Iqbal juga akan menelusuri penyebab kenaikan harga ini.

"Lagi mengamati masalahnya dimana, apakah dengan kenaikan harga ini petani juga diuntungkan atau tidak, jangan-jangan harga di pasar tinggi tapi pembelian di petani dengan harga rendah," pungkasnya.

Iqbal ingin penyelesaian kenaikan harga ini bisa sekali dilakukan, sehingga kedepannya tidak lagi terjadi permasalahan harga seperti sekarang ini. 

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved