Berita NTB
Gekrafs NTB Luncurkan Tiga Program Unggulan Tahun 2025
Gerakan Ekonomi Kreatif (DPW Gekrafs) NTB meluncurkan tiga program unggulan untuk pengembangan ekonomi daerah
Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dewan Pimpinan Wilayah Gerakan Ekonomi Kreatif (DPW Gekrafs) Nusa Tenggara Barat (NTB), meluncurkan tiga program baru tahun 2025.
Tiga program tersebut di antaranya Gekrafs Akademi, Marcendise Makmur Mendunia (Mania) dan Sentra Ekonomi Kreatif NTB.
Ketua DPW Gekrafs NTB Yeyen Seprian Rachmat mengatakan, ketiga program tersebut sesuai dengan program pemerintah pusat dan daerah saat ini untuk pengembangan ekonomi kreatif.
Misalnya Gekrafs Akademi, program ini kata Yeyen, dibentuk untuk menciptakan wirausahawan baru di bidang ekonomi kreatif, mulai dari kalangan mahasiswa berkolaborasi dengan kampus yang ada di NTB.
"Kami sudah membentuk Gekrafs kampus di Unram, kita mendorong wirausaha baru," kata Yeyen, Senin (27/1/2025).
Kemudian program marcendise makmur mendunia (Marcendise Mania). Yeyen mengatakan, program ini untuk mendukung kebutuhan marcendise lokal saat event international berlangsung seperti MotoGP.
Ia mengatakan, marcendise yang dipasarkan saat event tersebut harus berstandar internasional, namun tidak menghilangkan ciri khas lokalnya.
"Kita harus meningkatkan produk kreatif kita, kalau standarnya mendunia kualitasnya harus global, kalau sudah bagus nanti akan berdampak pada kemakmuran," kata Yeyen.
Yeyen mengatakan NTB juga akan menjadi tuan rumah gelaran pekan olahraga nasional (PON) 2028, ia menegaskan jangan sampai saat event-event besar seperti itu pengunjung kekurangan marcendise untuk dibawa pulang sehingga tidak berdampak pada ekonomi daerah.
Program ketiga yang diluncurkan Gekrafs ialah Sentra Ekonomi Kreatif NTB. Yeyen mengatakan, ini bukan dalam bentuk pembangunan gedung yang terpusat untuk menampilkan produk ekonomi kreatif, melainkan akan berkolaborasi dengan 10 pemerintah kabupaten/kota untuk membuat sentra ekonomi kreatif, memanfaatkan aset daerah yang tidak dimanfaatkan dengan baik.
"Jangan membayangkan kami akan membangun sentra, tetapi kami akan mengajak stakeholder misalnya pemerintah untuk bekerja sama," kata Yeyen.
Yeyen mengungkapkan, selama ini pengembangan ekonomi kreatif di NTB lebih banyak pada sub sektor kuliner, kriya atau kerajinan dan fashion, padahal banyak sub sektor lain yang belum terjamah seperti penerbitan, digitalisasi dan musik.
Baca juga: Tiga Lapangan Usaha Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi NTB Triwulan III 2024
Sementara itu Penjabat Gubernur NTB Hassanudin yang diwakili Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti dalam sambutannya, mendukung program yang dibuat oleh Gekrafs NTB.
"Harus disadari di era perkembangan yang serba cepat, ekonomi kreatif menjadi pilar dan NTB memiliki potensi yang besar untuk itu," kata Nuriyati.
Terlebih ke depannya pertumbuhan ekonomi NTB, bukan lagi bergantung pada sektor pertambangan melainkan dari sektor lain seperti pariwisata dan industri lainnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.