Wisata Lombok

Desa Sukarara, Pusat Tenun Tradisional Lombok yang Wajib Dikunjungi

Desa Sukarara, yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, dikenal luas sebagai pusat tenun tradisional khas Lombok.

Editor: Laelatunniam
ISTIMEWA
Suasana Festival Begawe Jelo Nyensek di Desa Sukarara, Lombok Tengah. 

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Desa Sukarara, yang terletak di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dikenal luas sebagai pusat tenun tradisional khas Lombok.

Desa ini menawarkan wisata budaya yang unik bagi wisatawan. Daya tarik utama Desa Sukarara adalah kerajinan tenun ikat tradisional Lombok yang telah diwariskan turun temurun oleh masyarakat setempat.

Bahkan, tenun Desa Sukarara diklaim telah ada sejak keberadaan desa tersebut.

Kegiatan menenun dilakukan oleh perempuan mulai anak-anak, remaja, hingga lansia.

PRODUK LOKAL: Warga di Desa Sukarara, Lombok Tengah sedang ‘nyesek’ untuk membuat kain tenun songket khas Lombok. Foto ini diambil tahun 2016 silam.
PRODUK LOKAL: Warga di Desa Sukarara, Lombok Tengah sedang ‘nyesek’ untuk membuat kain tenun songket khas Lombok. Foto ini diambil tahun 2016 silam. (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Bahkan hampir sebagain besar ibu rumah tangga Desa Sukarara adalah penenun. Kegiatan menenun merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat setempat, selain bertani, dan bidang pekerjaan lainnya

Di desa ini, wisatawan dapat melihat langsung proses pembuatan kain tenun.

Selain tenun, Desa Sukarara juga menghasilkan berbagai produk kerajinan tangan lainnya, seperti tas, dan aksesoris yang semuanya menggunakan bahan tenun khas.

Wisatawan dapat membeli produk-produk tersebut sebagai oleh-oleh yang bernilai budaya tinggi.

Tenun songket motif Jokowi di Ahmad Gallery, Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.
Tenun songket motif Jokowi di Ahmad Gallery, Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah. (TribunLombok.com/Lalu M Gitan Prahana)

Melihat proses pembuatan tenun salah satu kegiatan utama yang bisa dilakukan di Desa Sukarara adalah menyaksikan langsung proses pembuatan tenun ikat.

Pengunjung juga dapat memakai pakaian adat suku Sasak. Pakaian perempuan bernama lambung dan songket, sedangkan pakaian laki-laki bernama pegon. Pakaian lambung terdiri dari terusan hitam tanpa lengan, kerah berbentuk V, dan sedikit hiasan.

Wisatawan bisa berinteraksi dengan para pengrajin tenun, melihat mereka bekerja dengan alat tenun tradisional, dan mempelajari teknik pewarnaan alami yang digunakan untuk menghasilkan warna-warna cerah pada kain.

Pengunjung yang menggunakan pakaian adat suku Sasak dapat sekaligus berfoto di depan rumah adat suku Sasak, yang bernama sade.

Berwisata ke Desa Sukarara juga menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan. Wisatawan dapat menikmati pemandangan alam yang mempesona sambil berjalan-jalan di sekitar desa.

Banyak spot foto menarik yang bisa dijadikan latar belakang untuk mengabadikan kenangan.

Desa Sukarara terletak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Mataram dan dapat ditempuh dengan kendaraan selama kurang lebih 1 hingga 1,5 jam.

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved