MotoGP
Shakedown Test dan Tes Resmi MotoGP 2025, Ini Perbedaannya
Meskipun telah menjadi bagian penting dalam kalender MotoGP sejak 2019, Shakedown Test masih belum begitu dikenal oleh sebagian besar penggemar balap
TRIBUNLOMBOK.COM - MotoGP kembali memulai rangkaian uji coba pramusim dengan Shakedown Test yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Januari hingga 2 Februari di Sirkuit Sepang Malaysia.
Setelah itu, Tes Resmi akan diadakan pada 5 dan Februari, sebelum rombongan paddock MotoGP menuju Buriram Thailand untuk Tes Resmi pramusim kedua pada 12-13 Februari.
Apa Itu Shakedown Test?
Meskipun telah menjadi bagian penting dalam kalender MotoGP sejak 2019, Shakedown Test masih belum begitu dikenal oleh sebagian besar penggemar balap motor Grand Prix.
Dalam dunia motorsport, istilah ini merujuk pada kesempatan untuk menguji kendaraan dalam kondisi medan yang serupa dengan balapan sebenarnya.
Di reli, misalnya, shakedown digunakan oleh kru untuk memastikan mobil siap sebelum reli dimulai. Sementara di MotoGP, Shakedown Test diperuntukkan bagi pembalap penguji (test rider), rookie, serta tim yang masih memiliki konsesi atau tim yang memiliki gride tertentu.
Awalnya, Shakedown Test hanya diperuntukkan bagi test rider pabrikan dan pembalap dari tim yang memiliki konsesi. Namun, sejak 2020, Komisi Grand Prix mengubah regulasi untuk mengakomodasi pembalap rookie (baru). Hal ini dilakukan mengingat pembatasan pengujian yang semakin ketat di kelas MotoGP.
“Mengingat perubahan baru-baru ini pada pembatasan tes di kelas ini, yang menghasilkan lebih sedikit pengujian, Komisi memutuskan bahwa pembalap rookie kelas MotoGP akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam uji coba tiga hari di Sepang,” bunyi regulasi Komisi Grand Prix dikutip dari Motorsport.
Shakedown Test memberikan peluang bagi tim dan pembalap untuk menguji motor baru sebelum sesi Tes Resmi. Untuk test rider, fokus utama adalah menyelesaikan daftar pengujian yang mencakup analisis performa komponen baru. Jika ditemukan masalah, tim akan melakukan perbaikan sebelum komponen diuji ulang pada Tes Resmi.
Bagi rookie, Shakedown Test menjadi momen untuk beradaptasi dengan motor MotoGP yang memiliki performa jauh lebih tinggi dibandingkan motor di kelas sebelumnya seperti Moto2 atau Moto3. Dalam proses ini, wajar jika terjadi insiden kecil karena mereka masih beradaptasi.
Perbedaan Shakedown Test dan Tes Resmi
Walaupun saling berkaitan, Shakedown Test dan Tes Resmi memiliki tujuan yang berbeda. Shakedown Test lebih difokuskan pada analisis awal dan evaluasi komponen, sedangkan Tes Resmi merupakan tahap penting untuk mengumpulkan data telemetri, melakukan simulasi balapan (long run), serta mengidentifikasi kelemahan motor.
Tes Resmi juga menjadi ajang bagi tim untuk memamerkan inovasi teknologi, seperti knalpot baru, sistem suspensi, cakram rem, hingga perangkat elektronik. Semua aspek ini sangat krusial untuk menciptakan motor prototipe yang kompetitif.
Tantangan Selama Shakedown Test
Proses Shakedown Test bisa dibilang cukup kompleks. Test rider harus menyelesaikan banyak pengujian dalam waktu yang terbatas. Setiap hari, sesi Shakedown Test terbagi menjadi dua, yaitu pagi dan sore, dengan total durasi tidak lebih dari delapan jam per hari. Karena itu, persiapan motor harus dilakukan dengan sangat matang untuk memaksimalkan waktu yang tersedia.
Bagi tim, keberhasilan Shakedown Test menjadi fondasi penting sebelum memasuki Tes Resmi. Jika semua berjalan lancar, pembalap utama dapat fokus pada penyempurnaan motor dan strategi balapan untuk menghadapi musim MotoGP yang kompetitif.
Sebagai bagian dari rangkaian uji coba pramusim, Shakedown Test memiliki peran strategis dalam pengembangan motor. Data yang diperoleh dari tes ini membantu pabrikan menganalisis apakah motor baru sudah siap bersaing atau masih membutuhkan perbaikan. Dengan pengujian yang terstruktur, tim dapat mengidentifikasi kelemahan sejak dini dan melakukan perbaikan sebelum musim dimulai.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.