Berita Haji NTB 2024

Cerita Kakek Tukang Cukur Asal Lombok Timur, Raih Impian Haji Setelah 13 Tahun Menanti

Seorang kakek tukang cukur dari Desa Rempung, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur akhirnya bisa berhaji setelah menunggu 13 tahun lamanya

Penulis: Robby Firmansyah | Editor: Idham Khalid
TRIBUNLOMBOK.COM/ ROBBY FIRMANSYAH
Muhammad (80) JCH yang berprofesi sebagai tukang cukur, saat akan menuju ke kamar di Asrama Haji Embarkasi Lombok 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Muhammad seorang kakek tukang cukur sederhana dari Desa Rempung, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, akhirnya mewujudkan mimpinya untuk menunaikan ibadah haji.

Perjalanan panjangnya selama 13 tahun penuh penantian akhirnya terbayar setelah ia terpilih sebagai Jemaah Calon Haji (JCH) NTB Kloter 13 tahun ini.

Muhammad, yang kini berusia 80 tahun, mengaku tak menyangka akan berangkat ke tanah suci tahun ini. Pasalnya, ia masuk dalam daftar JCH cadangan dan hingga menjelang akhir pemberangkatan, namanya tak kunjung dipanggil.

Ia pun sempat pasrah dan mengira baru akan berangkat tahun depan. Namun, lima hari sebelum keberangkatan, sebuah kabar gembira datang. Petugas dari Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur mendatangi rumahnya dan memintanya untuk mengurus dokumen keberangkatan.

"Waktu itu saya tidur, tiba-tiba ada orang Kemenag datang ke rumah kasih tau saya. Saya langsung berangkat ke Selong untuk mengecek, sampai sana saya dikasih tau kalau tahun ini berangkat," ungkap Muhammad dengan penuh rasa haru.

"Waktu itu saya tidur, tiba-tiba ada orang Kemenag datang ke rumah kasih tau saya. Saya langsung berangkat ke Selong untuk mengecek, sampai sana saya dikasih tau kalau tahun ini berangkat," katanya saat ditemui di Asrama Haji.

Muhammad nampak tak mampu membendung kebahagiaannya, bahkan matanya nampak ingin meneteskan air mata setelah penantian belasan tahun semenjak Ia mendaftar pada 2011 lalu akhirnya berangkat.

Muhammad menceritakan jika sehari-hari bekerja sebagai tukang cukur, bahkan dirinya masih menggunakan alat cukur tradisional ditengah persaingan barbershop disekelilingnya.

Dilapak cukur sederhana miliknya yang berada di depan Masjid Desa Rempung itulah puluhan tahun Muhammad mencari nafkah, bahkan dia tidak pernah mematok tarif kepada pelanggannya.

"Banyak yang minta saya pasang tarif, tapi saya tidak mau karena belum tentu orang yang cukur disana punya uang segitu, jadi saya minta bayar seikhlasnya," kata Muhammad.

Baca juga: Cerita Sahwan Jemaah Calon Haji Tuna Netra Asal Lombok Barat

Sejak awal dia telah menggeluti profesi tukang cukur 50 tahun lalu, Ia sudah menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berangkat haji, hingga pada tahun 2011 ketika tabungannya sudah dirasa cukup untuk berhaji ia mendaftarkan diri.

Tak terhitung sudah berapa kepala yang sudah dicukur Muhammad hingga akhirnya bisa berangkat menuju tanah suci. Meski kini usianya sudah lanjut, namun Ia nampak masih kuat untuk berjalan. Bahkan ia mengaku masih mampu berjalan hingga tiga kilometer. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved