Wisata Lombok

Cerita Sri Rahayu Perempuan Inspiratif: Pendiri Kartini Go Surf hingga Kembangkan Wisata Lombok

Berikut cerita Sri Rahayu perempuan inspiratif di Mandalika yang dirikan Kartini Go Surf hingga kembangkan wisata lokal di Pulau Lombok.

Penulis: Sinto | Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO
Sri Rahayu Hasiba alias Shilla (dua dari kiri) saat menjadi narasumber di acara bedah buku sosok perempuan inspiratif 2 di Destinasi Pariwisata Indonesia di Poltekpar Lombok, Jumat (23/2/2024). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Butuh fisik dan mental yang kuat untuk terampil berselancar menaklukkan ombak. Alasan inilah yang membuat selancar dianggap hanya cocok untuk laki-laki.

Jangankan perempuan Indonesia berselancar, perempuan asing pun jumlahnya sedikit. Fakta itu membuat Sri Rahayu Hasiba, atau biasa dipanggil Shilla, tertantang untuk menekuni dunia selancar. Ia berkenalan dengan selancar melalui suaminya yang seorang peselancar asal Australia.

Setelah menikah, ia sempat diboyong ke Negeri Kanguru. Di sana ia sering menemani suaminya berlatih selancar. Lama-lama kegiatan itu membuatnya bosan.

Melihat aksi suami dan peselancar lain, ia pun terpikat dan tergerak untuk mencoba. Shilla yang mengaku tidak jago berenang kemudian memutuskan untuk turut terjun ke ombak.

Tak butuh waktu terlalu lama hingga Shilla dapat mengendalikan papan selancarnya dengan baik.

Baca juga: Poltekpar Lombok Gelar Bedah Buku Sosok Perempuan Inspiratif 2 di Destinasi Pariwisata Indonesia

"Ketika surfing kita diajari untuk membuat keputusan dengan cepat. Contohnya, ada ombak besar datang. Anda mau pakai ombak itu atau tidak. Kalau tidak bisa, Anda harus cari cara untuk menghindar dari ombak itu," terang Shilla dalam acara bedah buku Sosok Perempuan Inspiratif 2 di Destinasi Pariwisata Indonesia di Poltekpar Lombok, Jumat (23/2/2024).

"Kalau Anda memutuskan ambil, naik ke ombak itu, Anda harus bersiap-siap, karena salah sedikit Anda tergulung ombak. Belajar intuisi untuk memahami ombak dengan baik," sambung Shilla.

Shilla mengatakan, sekitar tahun 2006 Shilla dan suami kembali ke Indonesia. Saat itulah ia menyadari susahnya menemukan teman berselancar sesama perempuan Indonesia.

Di Bali ia menemukan beberapa perempuan peselancar, tetapi di daerah lain bahkan sama sekali tidak ada.

Mendirikan Kartini Go Surf

Sempat bergabung dengan komunitas Putri Ombak di Bali, Shilla dan suami memutuskan menetap di Lombok karena ingin menjelajah pantai-pantai di kawasan Kuta Mandalika.

Sementara di Bali sudah ada sejumlah kecil perempuan lokal yang berselancar, di Lombok belum ada.

"Berpindah-pindah dari satu pantai ke pantai lain di Pulau Lombok, saya akhirnya bertemu beberapa perempuan lokal di Senggigi yang ikut berselancar bersamanya. Pada 2014 saya mengajak mereka untuk mengadakan kegiatan tahunan Kartini Go Surf untuk mempromosikan olahraga selancar kepada perempuan Indonesia," sebut Shilla.

Dalam Kartini Go Surf, Shilla dan kawan-kawan menampilkan atraksi berselancar dengan mengenakan kebaya. Lucunya, yang banyak mendaftar awalnya justru orang asing.

Meskipun kurang sesuai harapan, Shilla menyambut antusiasme mereka dengan hangat. Hitung-hitung sekalian promosi wisata Indonesia ke wisatawan asing.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved