Berita Lombok Timur

Derita Peternak Ayam Petelur di Lombok Timur, Jual Ayam Imbas Mahalnya Harga Pakan

Harga pakan jagung untuk ayam petelur yang naik drastis saat ini membuat derita sejumlah peternak ayam petelur di Kabupaten Lombok Timur.

Ahmad Wawan Sugandika/TribunLombok.com
Dokumentasi peternak ayam petelur di Lombok Timur yang harus gulung tikar imbas kenaikan harga pakan. 

"Mungkin karena efek panas kemarin sehingga banyak jagung yang mati sehingga stok berkurang, yang berdampak terhadap naiknya harga. Dedak juga saat ini naik," imbuhnya.

Baca juga: Anggota DPD RI Sukisman Azmi Dorong NTB Jadi Lumbung dan Pusaat Industri Jagung Nasional

Senada dengan Rozidi, Hendra Peternak ayam petelur asal Kecamatan Sakra membenarkan kondisi yang dialami para peternak.

"Kenaikannya hampir setiap hari. Udah mahal langka lagi, terutama jagung sulit sekali kita dapat," ungkapnya.

Harga pakan jadi saat ini sudah tembus diangka Rp 426 ribu per sak atau per 50 kilogram. Sedangkan harga dua hari lalu masih diangka Rp 400 per sak. Tidak hanya pakan jadi harga jagung saat ini juga sudah tembus diangka Rp9.000 per kilogram.

Selain itu, harga dedak yang sebelumnya diharga Rp 4.000 saat ini sudah diangka Rp 5.000 perkilogram. Harga dedak ini diperkirakan juga akan kembali naik. Dari sejumlah pakan yang biasa digunakan, pakan yang masih tetap harganya adalah konsentrat yakni Rp475 per sak.

"Cuman konsentrat yang belum naik, selain itu semunya naik, tapi kita tidak tahu juga besok konsentrat ini apakah naik lagi atau akan tetap," bebernya.

Di tengah lonjakan harga pakan ini, harga telur masih normal. Padahal harga pakan sudah mulai naik dari awal Januari lalu bahkan sudah mulai sejak Desember 2023 lalu. Harga telur campuran antara kecil dan besar saat ini dijual dengan harga Rp 44.000 per trai.

Penjelasan Disnakeswan

Kabid Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lombok Timur Zulfan Ashari menegaskan untuk jagung dan pakan ternak disebut tidak terjadi kelangkaan, hanya saja harganya saat ini cukup mahal dari sebelumnya.

"Bukan langka tapi mahal. Langka karena mahal. Setoknya pakan dan jagungnya ada," ungkapnya .

Terakit harga ini, Disnakeswan Lombok Timur telah meminta kepada asosiasi peternak unggas di Lombok Timur untuk menyampaikan kebutuhannya baik pakan jadi maupun jagung.

Pemerintah diketahui memiliki cadangan jagung nasional. Sehingga nanati peternak bisa membeli jagung tersebut di Bulog dengan kisaran harga Rp5.500 per kilogram.

Baca juga: Warga Bima Curhat Soal Harga Jagung Saat Presiden Jokowi Blusukan di Pasar Sila

Zulfan kembali menegaskan, pakan ternak tidak terjadi kelangkaan stok pakan tetap ada bahkan banyak, namun yang menjadi persoalan adalah harganya yang tinggi dan uang yang untuk membeli yang tidak ada.

"Uangnya yang langka ini, bukan pakannya. Ada pakannya tapi di mahal. Jagung saja sekarang sudah tembus diangka Rp 9.000-10.000 per kilogram, makanya peternak-peternak kita mengeluh," ujarnya.

Tingginya harga pakan diakui tidak sebanding dengan harga telur saat ini. Untuk jagung Disnakeswan Lombok Timur saat ini masih menunggu jagung SPHP dari pemerintah. Jagung itu nantinya akan disalurkan secara langsung ke peternak yang diusulkan melalui asosiasi peternak.

"Untuk kebutuhan masing-masing peternak akan disampaikan langsung dari asosiasi mereka. Sehingga nanti bisa disalurkan by name by address," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved