Link Manga One Piece chapter 1099 Bahasa Indonesia Ungkap Alasan Bartholomew Kuma Disebut The Tyrant

Tak lama kemudian, Kuma dan Ginny memutuskan untuk bergabung dengan kelompok yang kemudian dikenal sebagai Tentara Revolusioner.

Namun, suatu hari Ginny ditangkap oleh Naga Langit, yang memaksanya melakukan pernikahan paksa.

Selama dua tahun, dia hidup dalam perbudakan, tapi dia dibebaskan segera setelah dia terjangkit penyakit mengerikan, Sapphire Scales Syndrome.

Ginny segera menghubungi rekan-rekan lamanya, namun Kuma baru datang saat dia sudah meninggal.

Nasibnya sangat buruk, dan fakta bahwa dia memiliki seorang putri akibat penganiayaan mengerikan yang dia derita selama perbudakan membuatnya semakin meresahkan.

Karena patah hati, Kuma memutuskan untuk membesarkan anak Ginny sebagai anaknya sendiri.

Sayangnya, bayi yang diberi nama Bonney itu juga terkena dampak Sisik Safir.

Untuk lebih menjaga kesehatan Bonney, Kuma bahkan mengundurkan diri dari Tentara Revolusioner.

Enam tahun sebelum narasi One Piece saat ini, Kuma menerima kabar bahwa Bekori telah kembali ke Sorbet, dan bertekad untuk menyelesaikan rencana jahatnya.

Baca juga: Spoiler Manga One Piece Chapter 1099 Bahasa Indonesia: Dimulainya Proyek Pacifista Kuma dan Vegapunk

Kebenaran di balik reputasi Kuma

Semua dokter yang didekati Kuma memberitahunya bahwa Sisik Safir tidak dapat disembuhkan dan Bonney akan meninggal paling lama dalam waktu lima tahun.

Namun, diketahui bahwa dia selamat, sampai pada titik di mana dia menjadi bajak laut terkemuka.

One Piece chapter 1099 akhirnya menjelaskan kenapa Bonney tidak lagi terkena penyakitnya.

Lebih jauh lagi, kisah ini mengungkapkan keadaan yang menyebabkan Kuma menjadi raja Sorbet dan mendapatkan reputasi terkenal sebagai “The Tyrant”.

Julukan seperti itu sepertinya tidak cocok untuk Kuma, yang digambarkan Bonney sebagai ayah yang lembut dan penuh perhatian.

Belum lagi fakta bahwa Kuma biasa mengekstraksi rasa sakit yang ditimbulkan oleh berbagai penyakit ringan yang dialami para lansia Sorbet, dengan mengorbankan semua itu ke dalam tubuhnya sendiri.