TRIBUNLOMBOK.COM - Manga Boruto Two Blue Vortex Chapter 3 mengungkapkan pertarungan sepihak antara Boruto vs Code.

Menurut spoiler, Boruto Two Blue Vortex Chapter 3 memperlihatkan Code yang kalah telak dari Boruto.

Ikuti terus artikel ini untuk membahas raw dan spoiler manga Boruto Two Blue Vortex Chapter 3 bahasa Indonesia.

Boruto selalu rendah hati. Bahkan ketika dia sering berdebat dengan Naruto, dia tetap merasa seperti seseorang yang menjadi shinobi berdasarkan harapan dan optimisme. Two Blue Vortex sekarang membuat Boruto di Konoha bersikap tegas dan mengintimidasi tetapi dengan cara yang lebih mengerikan. Dia membuat ancaman, memperingatkan Code bahwa dia jauh lebih baik daripada rekan Otsutsuki-nya.

Tidak seperti Boruto yang bersikap seperti ini. Dia bahkan mengancam Code dengan kematian. Ini kebalikan dari Naruto yang tidak pernah ingin membunuh lawannya. Entah itu Madara, Kaguya, Obito, Isshiki, dan lainnya, Naruto lebih suka menggunakan Talk No Jutsu, menebus orang, atau mengajak mereka untuk tidak melakukan perang. Namun Boruto tidak peduli dengan pidato penebusan ini. Bahkan Sarada terkejut karena dia tahu ini bertentangan dengan prinsip Hokage.

Ditambah lagi, itu adalah sesuatu yang dimarahi Boruto di masa lalu. Dia percaya pada sisi terbaik manusia dan akan berusaha mengambil jalan yang paling sedikit perlawanannya. Ini termasuk tidak adanya kerusakan tambahan atau korban massal. Dan yang terpenting, tidak mencoba membunuh penjahat atau membual tentang hal itu. Namun karena suatu alasan, mata Boruto tidak bernyawa, sikap masam, dan ego. Ini adalah jenis narsisme yang tidak diharapkan oleh siapa pun dari Boruto, membuat para penggemar takjub yang tidak percaya dia melakukan pembunuhan dengan begitu mudahnya.

Yang perlu diperhatikan adalah Boruto awalnya melarikan diri bersama Sasuke. Setelah Eida menulis ulang kenyataan, Sarada mampu meyakinkan Sasuke untuk melupakan cuci otak dan membantu temannya. Sasuke melakukannya tanpa bukti, hanya mengandalkan Boruto yang baik. Namun, jika mereka berlatih bersama selama bertahun-tahun, tidak akan ada sentimen atau rasa sayang terhadap ikatan mentor-murid mereka. Sasuke tidak akan mengenal anak laki-laki yang dianggapnya sebagai anak laki-laki; dia malah melihat Boruto sebagai senjata dan alat penghancur.

Sasuke sendiri adalah robot seperti ini saat remaja. Ketika dia mengetahui mengapa Konoha membunuh klan Uchiha dan peran apa yang diambil Itachi, dia menjadi pendiam, putus asa, dan seperti robot. Ini adalah potongan persis Boruto saat ini. Tentu, Anda bisa merasakan kekuatannya, tapi tidak ada rasa kemanusiaan, kasih sayang, atau empati di dalamnya. Itu adalah kejadian yang harus dialami Sasuke saat Konoha memenjarakannya setelah Naruto mengalahkannya. Dia ingin kehilangan bagian dari dirinya, tetapi dengan penulisan ulang Eida, dia mungkin berpikir sikap dendam inilah yang dia perlukan untuk membentuk Boruto agar bisa menghentikan Kawaki.

Beberapa orang agak kecewa karena Boruto menjauh dari cahaya, tapi hei, saat-saat putus asa membutuhkan tindakan putus asa, itulah sebabnya mudah untuk melihat Sasuke menggunakan logika di sini daripada emosi. Fans menggali kegelisahan itu, emo Sasuke, tapi harus diakui, itu menjadi tua dengan sangat cepat. Jadi, melihat Boruto seperti ini terasa berulang-ulang, tidak orisinal, dan tidak kreatif. Tapi, tentu saja, itu hanya di permukaan saja. Dengan begitu banyak narasi yang tidak diketahui, mungkin ada perbedaan dalam pendekatan Boruto daripada pengulangan cerita lama. Para loyalis sangat ingin melihat kebenaran seutuhnya: semoga mereka lebih terperosok pada substansi dibandingkan gaya. Dengan cara ini, itu tidak akan menjadi subversi dari Sasuke—yang sudah dianggap Kawaki. Akan sangat menyakitkan jika Boruto tetap seperti ini, kehilangan cahaya yang diwariskan ayahnya. Serial Naruto bangga pada Hokage di masa remajanya yang percaya pada yang terbaik dalam diri manusia. Oleh karena itu, Boruto merasa seperti penerus Naruto—secara alami ingin mengikuti jalur pasifis. Jika dia tetap berpegang pada senjata ini di era di mana Kawaki memerintah berarti dia akan naik ke atas, daripada turun ke level Eida dan Kawaki. Terlebih lagi, hal itu membuat kain Uzumaki tetap berada di tempat yang kegelapan tidak pernah merusak Naruto dan garis keturunannya.

Cahaya itu menyembuhkan dan menginspirasi, dari saingan hingga teman dan keluarga. Itu yang menyatukan semua bangsa, membuat mereka menyadari bahwa Naruto adalah Kage yang harus memimpin mereka semua dalam aliansi dan dewan beberapa dekade kemudian. Rasa hangat inilah yang mendorong Sarada dan Mirai menjadi Hokage berikutnya juga. Sejujurnya, itu melekat pada kerabat Naruto, orang-orang di Konoha, dan terasa seperti jangkar bagi generasi baru di seluruh wilayah ini.

Oleh karena itu, menghilangkannya dari Boruto dan membuatnya lebih dingin terasa seperti serial ini menghancurkan semua pengembangan karakter tersebut. Dia mungkin nakal, tapi dia selalu tenggelam dalam cinta. Itu adalah Utara Sejati dan bintang penuntunnya, yang kini dibutuhkan lebih dari sebelumnya karena seluruh desa memburunya. Kita bisa berharap dia bisa melepaskan diri dan hanya menggunakan watak ini untuk menakut-nakuti Code. Ini bukanlah yang diinginkan Naruto atau Hinata, dan itu adalah sesuatu yang bahkan ditakuti oleh saudara perempuan Boruto, Himawari. Hanya waktu yang akan membuktikannya, tetapi untuk saat ini, meskipun versi Boruto yang lebih menakutkan ini mungkin memberikan hasil, bukan esensinya untuk menjadi seseorang yang bisa berubah menjadi lebih monster daripada manusia. Sekalipun itu demi kebaikan yang lebih besar.

Baca juga: Link TV Online RCTI live streaming sinetron Jangan Bercerai Bunda hari ini Selasa 17 Oktober 2023

Link Raw dan Spoiler Manga Boruto Two Blue Vortex Chapter 3 Bahasa Indonesia

Manga Boruto Two Blue Vortex Chapter 3 berjudul: “Uzuhiko” (渦彦)

Chapter ini dimulai dari akhir bulan lalu!