Berita Viral
Pasien Obesitas Muhammad Fajri Meninggal Dunia, Terungkap Penyebab Berat Badannya Naik Drastis
Pasien obesitas Muhammad Fajri (26), asal Tangerang meninggal dunia di RSCM pada hari ini, Kamis (22/6/2023).
TRIBUNLOMBOK.COM - Pasien obesitas Muhammad Fajri (26), asal Tangerang meninggal dunia di RSCM pada hari ini, Kamis (22/6/2023).
Fajri meninggal dunia setelah mendapatkan penanganan atas obesitas yang dideritanya, juga sesak napas serta komplikasi yang beragam.
Ia tercatat sudah membesar sampai berat 300 kilogram. Gejala ini bermula usai Fajri mengalami kecelakaan lalu lintas tiga tahun silam dan delapan bulan silam.
Akibat kecelakaan itu, Fajri mengalami cedera dan membuatnya tidak bisa beraktivitas selain menghabiskan waktu dengan berbaring di tempat tidur.
Baca juga: Apa Itu Operasi Bariatrik? Tindakan Medis untuk Penurunan Berat Badan bagi Penderita Obesitas
Di saat yang bersamaan ia tak beraktivitas, konsumsi makanan dan minuman harus terus masuk ke tubuhnya.
Kata dr Dicky L Tahapary, dokter spesialis penyakit dalam yang turut menangani Fajri, hal itu bukanlah satu-satunya penyebab.
Sebab, sebelum kecelakaan terjadi, Fajri diketahui sudah memiliki berat badan yang berlebih.
Dicky mengatakan, aktivitas Fajri yang hanya berbaring selama delapan bulan terakhir itulah yang membuat berat badannya naik drastis.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia Susah Makan Nasi dan Buah Diberi Sajian Bubur Hingga Jus
Dalam kondisi normal, asupan makanan yang amsuk ke tubuh mestinya akan keluar sesuai dengan banyaknya energi yang dikeluarkan.
Sedangkan hal itu tak terjadi pada Fajri yang delapan bulan terakhir hanya berbaring di tempat tidur.
Sebulan terakhir saja, Fajri sudah tidak tidur terlentang karena pernafasannya terganggu.
"Karena kecelakaan dan lebih banyak berbaring tentu saja pengeluaran akan jauh berkurang. Akibatnya (asupan) lebih banyak dan disimpan menjadi lemak tubuh yang berdampak pada organ lain," jelas Dicky.
Dokter gizi RSCM, dr Nurul menyebut kondisi yang dialami Fajri cukup langka.
"Sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa kenyang dan laparnya itu tetap seimbang."
"Namun tampaknya karena pasien ini juga tidak mobile, banyak tidak bergerak karena kondisinya sehingga makin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk di tubuhnya," ujar Nurul.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.