Erick Thohir Reformasi PSSI dengan Membentuk Badan Tim Nasional, Komite Suporter dan Infrastruktur

Menurutnya, pembentukan Badan Tim Nasional merupakan bagian dari persiapan Tim Merah Putih menghadapi Piala Dunia 2040.

|
Editor: Dion DB Putra
Dok. BUMN.go.id
Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Erick langsung rapat Exco PSSI dan sepakat membentuk Badan Tim Nasional (BTN), Komite Ad Hoc Suporter, dan Komite Infrastruktur. 

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir bergerak cepat menyusun langkah reformasi persepakbolaan nasional.

Baru dua hari terpilih, Erick langsung rapat Exco PSSI dan sepakat membentuk Badan Tim Nasional (BTN), Komite Ad Hoc Suporter, dan Komite Infrastruktur.

Baca juga: Raih 64 Suara, Erick Thohir Berhasil Kalahkan La Nyalla Mattalitti dan Jadi Ketua Umum PSSI 2023

Menurutnya, pembentukan Badan Tim Nasional merupakan bagian dari persiapan Tim Merah Putih menghadapi Piala Dunia 2040.

“Kerja dari Badan tim nasional ini harus memastikan kita punya agenda besar (Piala Dunia tahun 2040)," kata Erick di GBK Arena, Jakarta, Sabtu (18/2/2023).

Erick menegaskan, Indonesia tidak boleh tertinggal dalam memetakan agenda besar seperti yang dilakukan India. "Kalau negara lain seperti di India mereka sudah punya blueprint 2023-2047," imbuhnya.

Sejatinya, Badan Tim Nasional sempat eksis beberapa tahun lalu, sebelum dibubarkan medio 2015 silam karena gonjang-ganjing di kubu PSSI. Dia pun berharap semua pemangku kepentingan bisa berperan untuk membangun sepak bola nasional ke arah yang lebih baik.

"Insya Allah niat baik ini di hari yang baik isra Miraj, artinya apa? Ini sepakbola mau migrasi ke arah yang baik. Jadi saya berharap teman media, ayo kritik kami, tapi juga beri masukan yang baik. Media harus menjadi solusi," sambungnya.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga menyatakan pentingnya keberadaan komite suporter di Indonesia. Dikatakan, komite itu dapat mendukung transformasi sepak bola Tanah Air. Apalagi, Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) memberikan atensi mengenai suporter di Indonesia.

"Isu transformasi sepak bola ini kan melibatkan juga suporter. Jadi kita harus ada keseriusan, dan surat FIFA yang dikirimkan kepada kita salah satunya pun ada berbicara tentang suporter,” ucap Erick.

Erick menambahkan, komite ad hoc suporter berfungsi untuk menjamin keselamatan pendukung kesebelasan sepakbola selama pertandingan. Disamping itu suporter pun harus memiliki pemahaman dan tanggung jawab bersama dalam mendukung transformasi sepakbola.

“Kita harus memastikan suporter bisa pulang ke rumah dengan selamat, tetapi kita juga mengetuk hati pada suporter kalau transformasi sepak bola kita mau bagus mereka pun harus menjadi bagian yang bertanggung jawab," kata Erick.

Erick tidak menampik peristiwa kelam Kanjuruhan mungkin bukan yang terakhir di dalam skema sepak bola.

“Peristiwa Kanjuruhan bisa saja bukan yang terakhir. Bisa saja ada lagi. Contohnya kemarin (Laga PSIS Semarang Vs Persis Solo), tapi tentu ini yang harus kita investigasi. Tidak menyalahkan siapa-siapa, baru nanti rule of the gamenya, penegakan hukumnya,” urainya.

Lebih lanjut terkait komite infrastruktur, Erick menyatakan ke depannya PSSI akan dibuat pusat pelatihan bagi pemain tim nasional. PSSI, menurutnya, akan mencari lahan untuk pemusatan latihan para atlet, dan diharapkan tahun depan sudah tersedia tempat untuk berlatih.

“Kita ingin memutuskan komite ad hoc infrastruktur, ini kenapa penting sekali? Karena kita ingin membangun yang namanya training center untuk tim nasional," tutur Erick.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved