Berita Viral

Videonya Kritik Masa Jabatan Kades 9 Tahun Viral, Pria di Bengkulu Ngaku Diteror Nomor Tak Dikenal

Meski akhirnya terpaksa meminta maaf, Apip tetap merasa tidak ada yang salah dari video buatannya yang mengkritik masa jabatan kades 9 tahun.

Editor: Irsan Yamananda
Tangkap layar Tiktok
Apip Letuy terpaksa minta maaf dan mengaku diteror setelah videonya kritik masa jabatan Kades 9 tahun viral. Meski akhirnya terpaksa meminta maaf, Apip tetap merasa tidak ada yang salah dari video buatannya yang mengkritik masa jabatan kades 9 tahun. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Konten kreator asal Bengkulu, Apip Lentuy, menjadi sorotan setelah membuat video kritik masa jabatan kades 9 tahun.

Kini, Apip mengaku mendapatkan banyak ancaman setelah videonya yang mengkritik masa jabatna kades itu viral di media sosial.

Apip mengaku ada orang tak dikenal yang mengancamnya via telepon setelah video tersebut viral.

Pria bernama lengkap Apip Nurrahman itu awalnya mengunggah video kritikan di akun TikTok @apipnurahman.

Menurut Apip, tidak ada warga yang mau masa jabatan Kades diperpanjang menjadi 9 tahun.

Tak berselang lama, ia mendapatkan banyak ancaman atas video viral yang ia unggah tersebut.

"Saya dan keluarga sedikit merasa dirugikan," kata Apip kepada TribunBengkulu.com, Selasa (31/1/2023).

"Terutama rasa cemas yang timbul setelah adanya pesan whatsapp dan telpon masuk yang mengancam saya mengatasnamakan seorang Kades," imbuhnya.

Apip mengaku pekerjaannya sebagai MC juga terpaksa dibatalkan.

Semua merupakan buntut dari ancaman serta teror yang ia dapatkan.

"Banyak saya dirugikan akibat hal ini," ungkap Apip.

"Salah satunya saya diminta sebagai pembawa acara, tetapi malah mendapat batalan dari yang punya hajatan," tambahnya.

"Dengan alasan oknum kades ditempat belum menerima akibat video sindiran yang saya dibuat. Saya jawab, iya sudah nggak apa-apa," ungkapnya lagi.

Sementara Apip mengakui, memang tekanan tersebut dirinya dapat sebelum memenuhi atau melontarkan permohonan maaf setelah videonya viral.

Baca juga: Kronologi Video Viral Anak Anggota DPRD Wajo Pukuli Tukang Parkir, Pelaku Tak Terima Disuruh Pindah

Perkumpulan Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Papdesi) dan Assosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Bengkulu Selatan ikut merespons.

Namun, respons kelompok itu negatif. Saat bertemu dengan dua pengurus organisasi pemerintah desa tersebut, Apip malah dimarahi.

"Jam 11.00 tadi saya sudah meminta maaf di hadapan pengurus Papdesi. Saya minta maaf karena di pertemuan saya dimarah-marah," kata Apip saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/1/2023).

Sebelum bertemu dengan organisasi tersebut, Apip mengaku diteror.

Dia menyebutkan, ada orang yang tidak dikenal meneleponnya untuk melontarkan ancaman.

"Saya juga dapat teror dari nomor tak dikenal yang mengancam akan mendatangi rumah saya dan keluarga gara-gara video itu," sebutnya.

Meski akhirnya terpaksa meminta maaf, Apip tetap merasa tidak ada yang salah dari video buatannya.

Ucapan maaf yang dibuat setelah bertemu dengan Pengurus Papdesi Bengkulu juga bukan tulus dari hatinya.

"Dari hati kecil saya merasa tidak bersalah. Ucapan maaf yang saya sampaikan itu mereka yang tulis," kata Apip.

Sementara itu, Ketua DPD Papdesi Provinsi Bengkulu, Ridwan Agustian tidak menapik sempat terjadi ketegangan saat pertemuan antara Papdesi, Apdesi, dan Apip.

"Hal biasa dalam forum. Namun, kami tegaskan pada peserta untuk tetap mengedepankan objektifitas dan tidak menyerang individu," jelas Ridwan.

Terkait telepon teror yang diterima Apip, Ridwan mengaku tidak tahu bahwa hal itu terjadi.

"Wah, kalau teror kami tidak tahu itu," ujar dia.

Terkait permintaan maaf dari Apip, menurut Ridwan hal itu atas desakan seluruh anggotanya.

Baca juga: Update Kasus Viral Tabrak Lari Selvi Amalia: Nur Diduga Selingkuhan Polisi Hingga Nasib Kompol D

Selaku Ketua Papdesi, dia berkewajiban melaksanakan apa yang diinginkan para anggota.

"Permintaan maaf itu atas permintaan para anggota, maka saya sebagai ketua hanya melaksanakan saja," ujar Ridwan.

(TribunBengkulu/ Kompas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved