Maluku Diguncang Gempa M 7,9 Hari Ini, BMKG: Berpotensi Hujan Lebat dengan Petir dan Angin Kencang

Setelah memberikan info terkait gempa magnitudo 7,9 dan potensi tsunami, BMKG juga unggah peringatan dini cuaca untuk daerah Maluku dan sekitarnya.

Penulis: Irsan Yamananda | Editor: Irsan Yamananda
Twitter BMKG
Peringatan dini cuaca wilayah Maluku Selasa 10 Januari 2023. Setelah memberikan info terkait gempa magnitudo 7,9 dan potensi tsunami, BMKG juga unggah peringatan dini cuaca untuk daerah Maluku dan sekitarnya. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter miliknya memberikan informasi terkait gempa bumi magnitudo 7,9 yang mengguncang wilayah Maluku.

Menurut BMKG, gempa Maluku yang terjadi pada hari ini, Selasa (10/1/2023) juga berpotensi menimbulkan tsunami.

Kini, BMKG turut memberikan informasi terkait peringatan dini cuaca di daerah Maluku.

Menurut BMKG, daerah Maluku berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Selain itu, hujan tersebut juga bisa disertai petir dan angin kencang.

"Peringatan dini cuaca wilayah maluku tanggal 10 Januari 2023 pukul 03.30 WIT berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/ petir dan angin kencang pada pukul 04.00 WIT," tulis BMKG.

Menurut BMKG, cuaca itu akan melanda sejumlah wilayah di Maluku Tengah yang meliputi Leihitu dan Leihitu Barat.

Selain itu, Kota Ambon mulai dari Nusaniwe, Teluk Ambon dan sekitarnya juga bisa terkena cuaca serupa.

"Dan dapat meluas ke wilayah Kabupaten Maluku Tengah: Salahutu, Kota Ambon: Sirimau, Bagala, Leitimur Selatan, dan sekitarnya," tambah BMKG.

Mereka menambahkan bahwa kondisi ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga pukul 08.00 WIT.

BMKG sebelumnya juga telah mengeluarkan status peringatan tsunami untuk beberapa daerah sekitar Maluku, berikut daftarnya.

Status Siaga

Maluku Tengah

Kepulauan Maluku Tenggara

Maluk Tenggara Barat P. Yamdena

Kota Ambon

Status Waspada

Maluku Tenggara

Seram Bagian Timur

Seram Bagian Barat

Buru

Wakatobi

Kendari Pulau Watulumango

Kepulauan Kendari

Konawa Bagian Selatan

Kota Kendari

Kendari

Mengutip dari Kompas, berikut maksud dari ketiga status peringatan dini tsunami.

1. Waspada

Status waspada dikeluarkan berdasarkan perkiraan ketinggian gelombang tsunami kurang dari 50 cm atau sekitar 0.5 meter.

Di peta ancaman, status waspada berwarna kuning.

“Di peta ancaman berwarna kuning, estimasi potensi tsunaminya kurang dar 0,5 meter,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/8/2019).

Daryono menyebutkan, pada level waspada, sirine belum harus dibunyikan.

Baca juga: Gempa M 7,9 Guncang Maluku dan Berpotensi Tsunami, BMKG Upload Status Peringatan, Kota Ambon Siaga

Pada status ini, menurut Daryono, masyarakat diimbau untuk menjauhi pantai dan muara sungai.

“Cukup menjauhi pantai dan muara sungai,” ujar Daryono.

2. Siaga

Adapun, status siaga biasanya berwarna oranye di peta ancaman.

Status ini dikeluarkan ketika diestimasi potensi gelombang tsunami akan terjadi dengan ketinggian 0.5 meter hingga sekitar 3 meter.

“Di peta warna oranye. Potensi tsunami antara 0.5 meter sampai sekitar 3 meter,” ujar Daryono.

Pada level ini, sirine harus dibunyikan dan masyarakat harus melakukan evakuasi meninggalkan pantai.

“Sirine harus dibunyikan. Sirine bukan peringatan dini, tapi perintah evakuasi,” ujar dia.

3. Awas

Bagaimana dengan status awas? Status awas merupakan perintah untuk melakukan evakuasi secara menyeluruh.

Pada kondisi ini, ketinggian gelombang tsunami yang terjadi diperkirakan bisa mencapai lebih dari 3 meter.

“Satatus Awas, warna merah di peta. Estimasi gelombang tsunami diperkirakan di atas 3 meter. Ini Evakuasi menyeluruh,” kata Daryono.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa M 7,9 Guncang Daerah Maluku Tenggara Barat, BMKG: Berpotensi Tsunami

Status awas biasanya diikuti sirine sebagai penanda masyarakat harus melakukan evakuasi.

Lebih lanjut, Daryono menjelaskan, sirine yang dibunyikan adalah berdasarkan saran dari BMKG berdasarkan permodelan tsunami di BMKG yang kemudian diteruskan kepada pemerintah kabupaten atau provinsi atau kota di mana wilayah berpotensi berada.

(Kompas/ TribunLombok)

Sumber: Tribun Lombok
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved