Berita Lombok Tengah

Solidaritas Warga Intern Mandalika Sebut Turis Davud Akhundzada Ganggu Citra Positif Desa Sade

Masyarakat Desa Sade beberapa waktu yang lalu dituduh melakukan dugaan praktek penipuan oleh travel vlogger Davud Akhundzada.

Penulis: Sinto | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
TribunLombok.com/Sirtupillaili
Solidaritas Warga Intern Mandalika Sebut Turis Davud Akhundzada Ganggu Citra Positif Desa Sade - DESA SADE: Suasana aktivitas sehari-hari warga di desa wisata Sade, Lombok Tengah, Kamis (14/10/2021). 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Masyarakat Desa Sade beberapa waktu yang lalu dituduh melakukan dugaan praktek penipuan oleh travel vlogger Davud Akhundzada.

Hal tersebut membuat geram masyarakat desa wisata adat Sade yang tergabung dalam Solidaritas Warga Intern Mandalika (SWIM).

Sikap ini dinilai bisa merugikan masyarakat Desa Sade, lebih-lebih Davud merupakan seorang influencer yang aktif di berbagai media sosial.

Kepada wartawan Tribun Lombok, masyarakat desa Sade mengungkapkan, selama pengunjung didampingi oleh pemandu lokal, mereka diperbolehkan menjelajahi desa dan melihat objek wisata tanpa harus membayar tiket masuk terlebih dahulu.

Baca juga: VIRAL Bule Mengaku Ditipu di Desa Sade, Pengamat Pariwisata dan Tokoh Adat Angkat Bicara

Pemandu lokal akan bertanggung jawab untuk membantu pengunjung dengan pembayaran di akhir tur.

Mengacu pada video yang beredar di tiktok dan kanal YouTube Davud Akhundzada, terlihat jelas pemandu lokal yang ada di konten menyarankan agar vlogger diizinkan menjelajahi desa, ditemani oleh pemandu lokal, sebelum memutuskan berapa uang yang bersedia dia bayar.

"Praktek desa yang mengizinkan wisatawan untuk memutuskan berapa banyak yang bersedia mereka bayarkan setelah menikmati atraksi tersebut jelas bertentangan dengan klaim vlogger bahwa ia telah ditipu," terang Lalu Alamin Ketua SWIM dengan tegas.

Ia menambahkan, dalam praktek penipuan, korban biasanya dibujuk untuk membayar sejumlah uang tertentu untuk barang atau jasa yang sebenarnya tidak ada.

Baca juga: Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto Kunjungi Desa Sade Lombok, Beli Satu Set Pakaian Adat Sasak

Seorang wisatawan sebagai pelaku kegiatan pariwisata perlu menyadari bahwa pariwisata pada hakekatnya adalah sebuah industri, tidak peduli seberapa idealis kedengarannya dan dalam bentuk apa pun.

Sebuah industri menghasilkan produk dan menyusun strategi pemasaran yang khas ke dalam seperangkat syarat dan ketentuan layanan untuk memaksimalkan keuntungan.

"Tidak setuju dengan syarat dan ketentuan layanan tidak memberikan hak kepada pelanggan untuk secara terbuka menyebut penyedia layanan sebagai scammer," beber Lalu Alamin.

Dengan begitu, vlogger tersebut terindikasi melakukan kampanye negatif terhadap Desa Sade.

Baca juga: Ganjar Pranowo Sempat Mencoba Atraksi Peresean di Desa Sade, Lombok Tengah

Dia juga secara tidak adil memanfaatkan kendala bahasa untuk menyindir penipuan sehingga menghasilkan narasi clickbait yang sensasional untuk pemirsanya.

"Vlogger jelas memiliki obsesi beracun untuk 'membongkar' semua citra positif yang dibangun selama bertahun-tahun di Desa Sade," terang Lalu Alamin geram.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved