Piala Dunia 2022
Profil Hakim Ziyech: Lahir dan Besar di Belanda Tetapi Memilih Bela Maroko
Seorang di antara pemain bintang timnas Maroko adalah Hakim Ziyech. Gelandang serang Maroko asal klub Chelsea, Inggris tersebut lahir di Belanda.
TRIBUNLOMBOK.COM, DOHA - Tim nasional Maroko membuat kejutan luar biasa di ajang Piala Dunia 2022.
Tim asal Afrika yang tidak diperhitungkan banyak orang tersebut tampil apik sejak babak penyisihan hingga perempat final. Maroko bahkan tak terkalahkan dalam perjalanannya menuju babak semifimal.
Baca juga: Sosok Zakaria Aboukhlal, Punggawa Maroko yang Imam Salat dan Khatib Jumat bagi Rekan Timnasnya
Seorang di antara pemain bintang timnas Maroko adalah Hakim Ziyech. Gelandang serang Maroko asal klub Chelsea, Inggris tersebut lahir dan besar di Belanda.
Itulah sebabnya dia memiliki dua kewarganegaraan, Belanda Maroko. Berikut profil Hakim Ziyech yang patut Anda tahu.
Bulan Januari 2017, Herve Renard yang menjabat pelatih timnas Maroko saat itu, mengejutkan banyak orang dengan tidak memasukkan Hakim Ziyech ke skuatnya untuk Piala Afrika di Gabon.
Ziyech yang kala itu berusia 24 tahun dan lahir di Dronten, Belanda, memulai kariernya bersama klub Heerenveen.
Dia kemudian bergabung dengan FC Twente. Ia mencetak 34 gol dalam 76 pertandingan Eredivisie.

Kebintangan Ziyech bersama Heerenveen dan Twente menjadikannya salah satu pemain yang mungkin dipanggil pelatih Belanda saat itu, Danny Blind, tetapi pemanggilannya urung terjadi karena De Oranje gagal lolos ke Euro 2016.
Ziyech adalah salah satu pemain terbaik di Belanda saat bermain dengan tim muda negeri Kincir Angin Belanda.
Namun, pada September 2015, dia mengejutkan Belanda karena memilih bermain untuk negara asalnya, Maroko.
Marco Van Basten saat menjadi asisten pelatih timnas Belanda ketika Ziyech membuat keputusan itu, mengecamnya dengan merujuk pada Herve Renard yang tidak memanggil sang pemain.
“Sayang sekali dia tidak sabar,” kata Van Basten kepada Fox Sports saat itu, dikutip dari Egypt Today. “Dia kemudian memilih bermain untuk Maroko, tapi tidak memilihnya dulu adalah hak terbesar kami.”
Van Basten lalu menyalahkan Ziyech. “Kenapa dia tidak menunggu sebentar, lalu dia sekarang bisa bermain untuk Belanda. Dia pemain yang sempurna untuk Belanda. Nilai pasarnya sebagai pemain internasional Belanda bisa saja jauh lebih tinggi.”
“Kami sudah menghubunginya saat dia bertekad bermain untuk Maroko dan berkata, 'Ya, saya ingin bermain untuk Maroko.' Danny (Blind) juga berbicara dengannya. Saya menyesal dia tidak bisa menunggu,” lanjut penyerang legendaris itu.
Namun, semuanya kemudian berbalik karena Renard memasukkan Ziyech ke dalam skuadnya yang lolos ke Piala Dunia 2018.