Bom di Bandung
Profil Aiptu Sopyan, Polisi Korban Bom Teroris Polsek Astana Anyar: Dikenal Baik, Kakak Ada Firasat
Aiptu Sopyan merupakan polisi yang gugur akibat bom teroris di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Berikut profil lengkap korban.
TRIBUNLOMBOK.COM - Aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat menelan korban jiwa.
Berdasarkan informasi yang beredar, seorang polisi bernama Aiptu Sopyan gugur dalam kasus bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Kota Bandung tersebut.
Aiptu Sopyan sendiri sempat menjalani perawatan setelah peristiwa bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Kota Bandung itu terjadi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Ibrahim Tompo.
Menurutnya, insiden itu membuat satu anggota polisi gugur usai sempat menjalani perawatan.
Sementara pelaku tewas di lokasi kejadian.
Untuk jumlah total korban dari anggota kepolisian adalah sekitar 10 orang.
"Satu orang meninggal anggota dan pelaku juga meninggal, delapan orang dalam perawatan, kondisi relatif, mudah-mudahan tidak fatal," paparnya seperti dikutip dari Kompas.
Aiptu Sopyan menjadi satu-satunya anggota kepolisian yang meninggal dalam insiden tersebut.
Keluarga pertama kali mendengar kabar Aiptu Sopyan menjadi korban tak lama setelah berita bom bunuh diri Polsek Astana Anyar beredar.
Hal itu diungkapkan oleh perwakilan keluarga, Mustofa.
Mendiang dikenal sebagai orang baik semasa hidupnya.
Mustofa menambahkan, mendiang sering mengajak keluarga bermusyawarah.
"Ya, duka merasa kehilangan karena kebijakannya, selalu bermusyawarah dengan keluarga," ujar Mustofa saat ditemui di rumah duka Jalan Terusan Cibogo, Sukajadi, Kota Bandung, Rabu seperti dikutip dari Tribunnews.
Baca juga: Kesaksian Tetangga Pelaku Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar: Ngaku Tukang Parkir, Orangnya Tertutup
"Urat nadi kena di sini (sambil menunjuk leher)," katanya.
Almarhum meninggalkan istri dan tiga anak.
Jenazah Aipda Sopyan sudah dimakamkan di makam keluarga di Sukahaji, Kota Bandung.
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memberikan santunan sebesar Rp 15 juta kepada keluarga Aipda Sofyan yang menjadi korban meninggal dunia akibat aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Rabu (7/12/2022).
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi menjelaskan penyerahan santunan tersebut diberikan langsung ke istri Aipda Sofyan di Rumah Sakit (RS) Immanuel, Bandung.
"Sudah memperoleh santunan Rp 15 juta, diterima istrinya," kata Edwin kepada Tribunnews.com.
Edwin menjelaskan meski santunan diterima oleh istri Aidpa Sofyan, prosesi pemberian ditemani oleh paman korban.
Menurut informasi yang diperoleh LPSK, total korban aksi bom bunuh diri tersebut berjumlah 11 orang dengan rincian satu korban luka dari warga sipil.
Sementara Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung menjelaskan, terduga pelaku melakukan aksinya di tengah petugas melakukan apel pagi pukul 08.20 Wib.
Saat itu pelaku mencoba menerobos barisan apel pagi dengan mengacungkan senjata tajam ke arah petugas.
Tak berselang lama terdengar ledakan dan pelaku tewas di lokasi kejadian. Akibat ledakan itu bangunan luar Mapolsek Astanaanyar rusak, terutama bagian pintu luar.
"Pintu gerbang Mapolsek, bangunan utama luar Mapolsek rusak, seluruh bagian luar depan hancur," ujar Aswin, dikutip dari Kompas TV.
BNPT selidiki jaringan terduga pelaku
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menduga pelaku melakukan aksinya seorang diri atau lone wolf.
Baca juga: Suaminya Bom Polsek Astana Anyar, Istri Agus Sempat Nangis ke Tetangga: Dia Nunjukkin Foto Sekelibat
Namun demikian, Kepala BNPT, Boy Rafli Amar memastikan akan menelusuri jaringan pelaku dan metode aksi teror yang dilakukan.
“Sementara iya itu lone wolf, tapi yang menjadi penyelidikan itu siapa yang membantu dia,” katanya.
“Kita belum pastikan itu (JAD), tapi kan ini karakter-karakter atau misi-misi umumnya apakah JAD, atau JI itu bisa dengan cara-cara modus operandi seperti ini. Tentu perlu data lebih lanjut untuk kita simpulkan ke arah sana,” pungkasnya.
Tinggal di indekos Sukoharjo
Seperti diberitakan sebelumbta, terduga pelaku diketahui pernah tinggal di sebuah indekos di Dusun II, Siwal, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Hal itu diungkapkan oleh pemilik indekos Surati yang mengatakan bahwa AS tinggal di indekos bersama dengan istri dan anaknya.
AS sudah tinggal di indekos sekitar setahun. Ia menyewa indekos sejak September 2021.
"Masih kos di sini istri dan anaknya satu. (Masuk) September 2021," katanya ditemui di rumahnya.
Saat itu, katanya, AS tidak menyertakan identitasnya. Hanya istri AS yang menyerahkan identitasnya berupa foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP). Berdasarkan alamat sesuai KTP, istri AS berasal dari Indramayu.
(Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman) (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto) (Kompas)