Gegara Kaus, 7 Pesilat di Gresik Aniaya Penjual Nanas Hingga Tewas, Padahal Istri Korban Lagi Hamil

Para pelaku tak terima karena Eko memakai baju kaus perguruan silat mereka. Kemudian, 7 pesilat itu mengeroyok Eko hingga tewas di Gresik, Jawa Timur.

Editor: Irsan Yamananda
TribunJatim.com/ Willy Abraham
Lima pesilat yang ditangkap polisi seusai menghabisi nyawa pedagang nanas di Driyorejo Gresik, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNLOMBOK.COM -Tujuh orang pesilat tega menganiaya seorang penjual nanas hingga tewas.

Peristiwa itu terjadi di salah satu ruko di Pasar Gadung, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.

Semua bermula dari saksi yang menemukan korban, Eko Bayu Asmoro (21), tewas dengan luka lebam pada Selasa (15/11/2022).

Korban tercatat sebagai warga Desa Sumberejo, Kecamatan Majo, Bojonegoro.

Saat ditemukan, Eko tidak mengenakan baju dan hanya memakai celana berselimut sarung berwarna hitam.

"Peristiwa ini bukan pembunuhan, melainkan penganiayaan yang menyebabkan (korban) meninggal dunia," ujar Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis saat dikonfirmasi awak media, Rabu (16/11/2022) seperti dikutip dari Kompas.

Polisi lalu melakukan pemeriksaan terkait kematian Eko.

Berdasarkan  keterangan saksi, korban diduga terlibat perkelahian dengan 7 orang pelaku.

Ketujuh orang itu berasal dari sebuah perguruan silat di Gresik.

Akibat dari perkelahian tersebut, korban mengalami pendaharan di bagian otak.

Polisi juga menemukan fakta bahwa korban sempat membuat surat klarifikasi.

Surat itu diduga ditulis korban sebelum dikeroyok oleh 7 pesilat tersebut.

Menurut Kapolres Gresik AKBP Mochammad Nur Azis, dalam surat itu, Eko menyatakan bahwa dirinya bukan anggota dari perguruan silat tempat para tersangka penganiayanya berasal.

Surat itu dibuat setelah Eko mengenakan baju perguruan silat tersebut. Para pelaku tak terima karena Eko memakai baju kaos perguruan silat mereka.

Baca juga: Bocah Pesilat di Sukoharjo Ternyata Tewas Dianiaya, Dipukul Pakai Toya hingga Kejang

Namun, setelah membuat klarifikasi itu, para pelaku justru tidak terima dan tetap menganiaya Eko, lantaran korban memakai kaos perguruan silat tempat mereka bernaung.

"Korban informasinya bukan anggota perguruan silat tersebut. Pelaku tidak terima korban memakai baju perguruan silat tersebut," ucap Nur Azis.

Polisi tangkap 5 pelaku

Polres Gresik berhasil menangkap lima orang terduga yang melakukan penganiayaan tersebut.

Dari tujuh tersangka, polisi baru menangkap lima orang, yaitu AER (33) warga Kecamatan Ngimbang, Lamongan. Kemudian DNA (19), AKE (18), ALS (28) dan AJP (19), keempat pelaku merupakan warga Kecamatan Driyorejo, Gresik.

Sementara dua tersangka lagi, yakni FF (21), warga Kecamatan Driyorejo dan TS (31), warga Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro, masih diburu.

Para tersangka Pasal 170 KUHP terkait pengeroyokan.

Nasib Istri Eko

Nur Widya sang istri ditinggal merantau ke Gresik dalam keadaan hamil di Desa Sumberejo, Kecamatan Malo, Bojonegoro.

Sudah tiga bulan, Nur Widya ditinggal Eko berjualan nanas di area Pasar Gadung, Driyorejo. 

Korban merantau demi memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya di Bojonegoro.

Kini, harapan melihat buah hatinya yang akan lahir di dunia dua bulan lagi pun sirna.

Nur Widya mendapat kabar bahwa suaminya meninggal.

Nur Widya harus menerima kenyataan pahit itu, rumah tangganya yang baru berusia setahun harus berakhir dengan tragis.

Baca juga: Pria di Mataram Aniaya Pacarnya Pakai Pisau Dapur, Alasan Cemburu hingga Dana Menikah

Jasad korban telah disemayamkan di pemakaman setempat. 

Nur Widya tidak bisa lagi melihat suaminya yang bekerja keras rela merantau demi keluarga.

Nur Widya akan melahirkan anak pertamanya tanpa didampingi korban.

Sang jabang bayi menjadi yatim. 

Tampang para pesilat yang menganiaya pedagang buah nanas hingga tewas di Driyorejo.
Tampang para pesilat yang menganiaya pedagang buah nanas hingga tewas di Driyorejo. (TRIBUNJATIM.COM/Willy Abraham)

Dihubungi melalui sambungan seluler, Kepala Desa Sumberejo Nur Hadi membenarkan korban adalah warganya, meninggalkan istri yang sedang hamil. 

"Usia kandungan istrinya baru tujuh bulan. Korban berjualan buah keliling, lebih banyak merantau ke luar daerah untuk jualan," ucapnya, Minggu (20/11/2022). 

Lebih lanjut, Nur Hadi menuturkan sejak dulu korban dikenal sebagai pekerja keras, terbiasa merantau untuk berdagang ke luar daerah Bojonegoro.

Seperti ke Blora, Jawa Tengah hingga ke Gresik.

Saat merantau di Gresik menjadi tempat terakhir korban

Nur Hadi berharap para pelaku segera ditangkap dan menerima hukuman yang setimpal atas perbuatan menganiaya warganya hingga tewas seperti dikutip dari TribunJatim.

(Kompas/ TribunJatim)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved