Berita NTB
Dinas Kesehatan NTB Susun Langkah Antisipasi Masuknya Penyakit Polio
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri mengatakan saat ini NTB termasuk daerah yang berstatus bebas polio.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Robbyan Abel Ramdhon
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Baru-baru ini pemerintah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit polio setelah penemuan satu kasus di Kabupaten Pidie, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta daerah di Indonesia termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr Lalu Hamzi Fikri mengatakan saat ini NTB termasuk daerah yang berstatus bebas polio.
"Kita sudah lama bebas polio dan terus kita pertahankan. Kasusnya sampai saat ini tidak ada di NTB. Tetapi kita tetap waspada," kata Fikri dikonfirmasi di Kantor DPRD NTB, Senin (21/11/2022).
Baca juga: Gubernur Zulkieflimansyah Menyebut Perkembangan RSUD Provinsi NTB Luar Biasa
Meskipun NTB berstatus daerah yang bebas polio, tetapi kewaspadaan untuk mencegah penyakit ini ditingkatkan.
Fikri mengungkapkan, Kemenkes meminta NTB dan daerah lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan melalui surveilans.
"Kewaspadaan kita tingkatkan terutama dengan ditetapkannya KLB, ada kasus di Aceh. Kita juga diminta oleh Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan melalui surveilans," ungkapnya.
Secara keseluruhan, kata Fikri, imunisasi dasar lengkap untuk pencegahan penyakit polio di NTB cukup bagus. Tetapi ia tak menyebutkan jumlah capaian imunisasi polio di NTB.
Baca juga: Survei Kompas: Usia Makin Tua Semakin Abai Terapkan Protokol Kesehatan
Selain itu, upaya mencegah penyakit polio dengan menggalakkan cuci tangan dan tidak buang air besar sembarangan.
Di NTB, kata Fikri, cakupan keluarga yang sudah menggunakan jamban sudah mencapai 100 persen.
NTB menjadi provinsi nomor satu di Indonesia yang sudah menuntaskan tiga pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat dan Kota Mataram sudah menuntaskan 5 pilar STBM.
Delapan kabupaten/kota lainnya seperti Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima baru menuntaskan 3 pilar STBM.
"Kabupaten Sumbawa Barat dan Mataram sudah 5 pilar STBM dicapai. Menyusul lainnya kita ikhtiarkan 2023," ujarnya.
Menurut analisis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 30 provinsi yang masuk dalam kategori high risk atau berisiko tinggi penyebaran virus polio.
Sedangkan 4 provinsi tidak termasuk daerah yang berisiko penyebaran virus polio yaitu Jambi, Banten, Bali dan DI Yogyakarta.
Terkait hal ini, Fikri mengatakan virus polio dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Risiko penyakit-penyakit yang berkorelasi dengan lingkungan harus kita waspadai.
"Kita sudah on the track menyikapi ini terutama Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Ini juga kita konsen dalam hal ini."
"Sekarang kita nomor satu di Indonesia yang sudah menuntaskan 3 pilar STBM. Pemerintah provinsi menerima penghargaan pada hari Rabu dari Menkes," kata Fikri.
Penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena menyebabkan kelumpuhan dan tidak ada obatnya, namun mudah dicegah dengan imunisasi polio lengkap dan imunisasi rutin.
Pencegahan juga dilakukan dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti BAB di jamban yang sesuai standar, cuci tangan pakai sabun dan menggunakan air matang untuk makan dan minum.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.