Wisata Lombok
Wisata Lombok, Naik Cidomo Seharga Mercedez Benz C-Class di Gili Trawangan
Menikmati wisata Lombok di Gili Trawangan tidak lengkap tanpa naik cidomo seharga mobil mewah. Cidomo jadi moda transportasi utama di Gili Trawangan.
Penulis: Jimmy Sucipto | Editor: Sirtupillaili
Namun usai pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu, jumlah unit Cidomo ditambah sebanyak 15 unit.
Sehingga sekarang berjumlah 47 unit Cidomo yang boleh beroperasi di Gili Trawangan.
Selain unit bertambah, harga pakan yang dikonsumsi kuda cukup mahal.
Untuk diketahui, seluruh pakan yang dikonsumsi kuda di Gili Trawangan berasal dari Pulau Lombok.
Karena berasal dari luar pulau Gili Trawangan, harga rumput sebanyak satu karung dibandrol Rp65 ribu.
Rumput itu hanya cukup untuk pakan selama sehari si kuda.
Sedangkan untuk harga dedak perkarungnya dibandrol seharga Rp300 ribuan untuk beberapa hari.
Dedak ini disediakan di salah satu gudang penyimpanan di Gili Trawangan, dan dibayarkan setiap satu bulan.
Cara membayar pakan tersebut pun dibayarkan oleh kusir Cidomo menggunakan sistem bagi tiga.
Yakni saat mendapatkan penumpang, penghasilan yang didapat oleh kusir tadi dibagi menjadi tiga.
Satu bagian untuk pemilik Cidomo (Koperasi Janur atau Hotel), kusir dan pakan kuda.
"Semisal kusirnya dapat Rp900 ribu, dibagi jadi sama-sama Rp300 ribu," tutur Staff Operator.
Dalam perkembangannya, staff operator mengatakan Cidomo sudah tidak seramai seperti dulu lagi, khususnya saat sebelum gempa bumi dan pandemi.
"Sekarang dapat Rp400 ribu saja sudah (tergolong) banyak ukurannya mas," ungkapnya.
Dan staff operator tersebut menjelaskan terdapat faktor lain sepinya Cidomo yang ada di Gili Trawangan.
"Sepeda roda dua yang kian menjamur, alhasil kami mulai ditinggalkan. Kami harap pemerintah mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan menetapkan aturan sepeda roda dua yang kian menjamur," tandasnya.
(*)