Shell Eco marathon 2022 Mandalika

Kisah SEMAR UGM Ikut Shell Eco-marathon 2022 Mandalika, Rela Menginap di Bengkel Demi Siapkan Mobil

Tim SEMAR UGM membawa inovasi kendaraan bermesin konvensional hemat energi pada Shell Eco-marathon 2022 di Sirkuit Mandalika

Penulis: Sinto | Editor: Wahyu Widiyantoro
TRIBUNLOMBOK.COM/DZUL FIKRI
Tim SEMAR UGM dan kendaraan hemat energinya di paddock Sirkuit Mandalika, Kamis (13/10/2022). Tim SEMAR UGM membawa inovasi kendaraan bermesin konvensional hemat energi pada Shell Eco-marathon 2022 di Sirkuit Mandalika. 

Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Tim SEMAR Universitas Gajah Mada (UGM) ingin bersinar di ajang Shell Eco-marathon 2022 Indonesia.

Tim SEMAR UGM turut serta pada kategori kendaraan urban concept bermesin internal combustion engine di Sirkuit Mandalika ini.

Team Manager SEMAR UGM Eblin Alle Azarya mengungkap awal mula mobil berbahan bakar konvensional ini hingga akhirnya bisa berkompetisi pada ajang internasional di sirkuit negeri sendiri.

Baca juga: Seleksi Ketat Shell Eco-marathon 2022, Peserta Harus Lewati 13 Uji Teknis

Apalagi, mereka bukanlah profesional melainkan mahasiswa yang punya kewajiban akademik di kampusnya.

Tim Semar UGM harus kerja keras setiap hari sepulang kuliah.

Bukannya pulang ke indekos atau kontrakan, anggota tim Semar UGM malah sampai harus bermalam di ruang workshop.

"Menginap bersama teman-teman di bengkel adalah salah satu bagian yang paling berkesan hingga akhirnya kami bisa mengikuti ajang Shell Eco-marathon ini," terang Eblin Kamis (13/10/2022) kepada TribunLombok.com.

Eblin mengungkapkan, dirinya bersama rekan-rekannya harus meluangkan waktu kuliahnya untuk bisa mengerjakan mobil tersebut.

Di sela waktu senggang kuliah, anggota tim Semar UGM sibuk dengan test drive mobil konsep mereka untuk menguji performa inovasi berbagai teknologinya.

Bidik Gelar Terbaik di Asia

Tim Semar UGM ini berdiri sejak tahun 2009.

Tim Semar UGM pernah mengikuti Shell Eco-marathon Drivers' World Championship (DWC) di London Inggris.

Harapannya pada ajang event Shell Eco-marathon di Mandalika ini, tim SEMAR UGM berhasil meraih tiga terbaik dalam ajang tingkat Asia ini.

Pada seri Shell Eco-marathon 2022 di Sirkuit Mandalika ini, mereka mengusung kendaraan hemat energi dengan mesin konvensional.

Untuk mengakali bobot kendaraan, body menggunakan bahan carbon fiber sehingga berat totalnya 89 kilogram.

Berat ini merupakan berat paling ringan dari data tahun lalu yang dimiliki oleh tim SEMAR UGM.

Eblin mengaku keunggulan inovasi timnya adalah memiliki frontal area yang bisa dibilang paling kecil dari tim-tim lainnya.

Baca juga: Menteri PUPR Buka Shell Eco-marathon di Mandalika, Sambangi Peserta dari Berbagai Negara

Perubahan yang dilakukan setiap tahun selalu terjadi karena tim SEMAR UGM selalu berinovasi.

"Tujuannya adalah agar mobil yang dihasilkan bisa mendapatkan part-part dan komponen-komponen yang semakin ringan," pungkas Eblin.

Eblin belum bisa mengungkap hasil uji coba kendaraannya karena sepenuhnya dipegang pihak panitia.

Adaptasi Cuaca Sirkuit Mandalika

Sirkuit Mandalika rupanya benar-benar menguras ide para calon insinyur ini.

Tak hanya kemampuan dasar kendaraan, cuaca Sirkuit Mandalika juga memberi tantangan tersendiri.

Trek Sirkuit Mandalika lebih panjang, lebih panas, dan kondisinya berbeda.

Suhu panas Sirkuit Mandalika cukup berpengaruh pada performa kendaraan saat tes uji coba.

Baca juga: Mobil "Ngebuts" Universitas Teknologi Sumbawa Hadir di Shell Eco-marathon Sirkuit Mandalika

Eblin mengatakan, ada komponen kendaraan yang tak sanggup menahan panas berlebih.

Sang driver, Dani Wahyudi sempat mengalami trouble.

Asumsi awalnya ada bagian komponen yang meleleh karena saking panas.

Namun Eblin mengaku timnya masih beruntung karena tak sampai merusak komponen baterai atau elektronik lainnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved