Nahdlatul Wathan
Sosok Pendiri Nahdlatul Wathan di Mata Muridnya, Diakui Sebagai sang Murabbi
Sosok pendiri Nahdlatul Wathan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dikenal murid-muridnya sebagai murabbi karena ketinggian ilmunya.
TRIBUNLOMBOK.COM - Pendiri Nahdlatul Wathan, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan sosok ulama tersohor.
Tidak hanya kalangan warga Nahdlatul Wathan, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga dikenal kalangan para ulama, tak terkecuali para muridnya.
Murid-murid Nahdlatul Wathan mengakui TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai seorang Murabbi.
Murabbi dalam Islam memiliki makna yang luas melebihi tingkat muallim (pendidik ilmu agama).
Murabbi juga diartikan pendidik, namun tidak hanya mengajarkan suatu ilmu.
Baca juga: Arti Nahdlatul Wathan, Ormas Islam dengan Spirit Nasionalisme dari Nusa Tenggara Barat
Tetapi dalam waktu yang sama mencoba mendidik rohani, jasmani, fisik, dan mental anak didiknya.
Untuk menghayati dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
Murabbi lebih ke penghayatan sesuatu ilmu, sekaligus membentuk kepribadian, sikap dan kebiasaan anak didiknya.
Jadi, tugas muallim tempatnya di akal, sedang tugas Murabbi di hati, dan bahkan dikedua duanya.
TGKH Muhammad Zainududdin Abdul Madjid diyakini oleh murid-muridnya sebagai seorang Murabbi.
Itu semua bukan tanpa alasan, akan tetapi tebukti dari cara serta hasil didikannya.
Murid-murid Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid banyak yang diakui kealiman dan kewaliyannya.
Maka cukup dengan hasil tersebut, menjadi sebuah bukti ke murabbian beliau.
Murabbi bermaksud memperbaiki, memimpin dan mengurus.
Murabbi sentiasa menyayangi pelajar dan menasihati dan membimbing dalam pembentukan syahsiyah (keperibadian) mereka.
Begitu pula dengan TGKH Muhammad Zainududdin Abdul Madjid, beliau selalu memberikan ilmu serta nasihat-nasihat keimanan kepada muridnya.
Agar memiliki keilmuan tinggi dan keimanan kuat, banyak sekali pesan wasiat yang TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sampaikan kepada muridnya.
Seperti yang tercantum di dalam buku wasiat renungan masa berikut ini:
Orang yang bakti kepada guru
Mendapat faidah hikmah yang baru
Tidak terduga terlebih dahulu
Memang Allah pemberi selalu
Kalau durhakka kepada guru
Hatinya kecil selalu terburu
Akhlaknya rusak jasmaninya pilu
Terkadang hidupnya haram melulu
Anakku kalian ku amanatkan
"Memegang teguh Nahdlathul Wathan
Kompak utuh sepanjang zaman
Iman takwa diperjuangangkan"
Dekatkan dirimu kepada Tuhan
Jauhkan dari pembela syaitan
Amar makruf wajib tegakkan
Nahi mungkar tetap akrifkan
Itulah beberapa pesan dari sekian banyak wasiat TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid kepada murid-muridnya.
Wasiat yang harus diusahakan untuk dipenuhi oleh setiap murid.
Seyogyanya sebagai murid juga tidak pantas untuk piwal dari perintah murabbinya.
Bahkan ada ulama yang mengatakan, "barang siapa yang piwal dari perintah atau didikan murabbinya, itulah ciri-ciri orang munafik".
Dengan sebab itu di Nahdlathul Wathan, setiap anggota disumpah bai'at.
Sebagai bentuk kesetiaan kepada sang murabbi.
Dengan sumpah bai'at itu, murabbi akan memberikan jaminan (syafaat) dunia dan akhirat kepada siapa saja yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Serta setia kepada perintah murabbinya.
Sebaliknya barang siapa yang ingkar akan mendapat bahaya dunia dan akhirat, karena mengingkari sumpah bai'at dan murabbinya.
(*)
Tulisan ini merupakan karya Ruhul Qudus, mahasiswa IAIH NW Lombok Timur