Khazanah Islam
Kapan Bulan yang Baik untuk Menikah Menurut Islam?
Berikut ini bulan yang baik untuk menikah menurut agama Islam. Menentukan waktu yang tepat melangsungkan pernikahan jadi hal krusial bagi pasangan.
TRIBUNLOMBOK.COM - Menentukan bulan yang baik untuk menikah sangat penting sebelum melangsungkan acara pernikahan.
Tapi memutuskan bulan yang baik untuk menikah kadang membutuhkan waktu lama karena penuh pertimbangan.
Lalu kapankah bulan yang baik untuk menikah menurut Islam?
Tapi sebelum ke sana, setiap muslim wajib memahami bahwa menikah merupakan ibadah sakral dalam Islam.
Sehingga setiap pasangan mengharapkan pernikahannya dilakukan sesempurna mungkin.
Baca juga: Menikah Bukan Sekedar Salurkan Hawa Nafsu? Berikut 3 Tujuan Menikah dalam Islam
Mulai dengan memilih pasangan hingga waktu yang baik untuk melaksanakannya.
Karena menikah merupakan kebaikan, pada dasarnya setiap waktu boleh dilaksanakan. Selama tidak ada larangan khusus untuk melaksanakannya pada waktu itu.
Tetapi berdasarkan sunnah Rasulalllah SAW dan hasil pengamatan ahli hikmah Islam, ada beberapa bulan yang baik untuk menikah.
Hal ini berdasarkan sunnag Rasulalllah SAW yang bisa menjadi contoh amalan bagi umat Islam.
Berikut bulan yang baik untuk menikah dalam Islam:
1. Bulan Syawal
Bukan hanya sunnah puasa bulan Syawal, Rasulullah SAW juga menikahi Sayyidatuna Aisyah pada bulan Syawal.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Syawal, diperkirakan pada jelang pertengahan bulan Syawwal pada abad ke-11 Kenabian.
Sedangkan orang Arab Jahiliyah menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal merupakan sebuah kesialan.
Sehingga para orang tua atau wali tidak ingin menikahkan putri-putri mereka.
Begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut.
Akan tetapi dalam sebuah hadis dari Sayyidatuna Aisyah meyatakan:
تزوجني رسول الله صلي الله عليه وسلم في شوال وبنى بي في شوال فاي نساء رسول الله صلي الله عليه وسلم كان اخطى عنده مني
Artinya:
"Rasulullah SAW menikahi aku pada bulan Syawal dan menggauliku (pertama kali ) juga pada bulan Syawwal. Lalu manakah istri-istri beliau SAW yang lebih beruntung dan dekat di hatinya dibanding aku? (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan keutamaan menikah di bulan Saywwal. Sekaligus membantah anggapan sial dari orang Arab jahiliyah pada saat itu.
2. Bulan Dzulhijjah dan Dzulqa'dah
Salah satu waktu yang baik untuk menikah adalah bulan Dzulhijjah dan dzulqa'dah.
Ini merupakan pendapat dari sekian banyak ulama.
Bulan tersebut menjadi bulan yang baik karena memiliki keistimewaan.
Dzulhijjah ada di dalamnya hari Idul Adha.
Kedua bulan ini juga termasuk bulan haram yang diyakini memiliki banyak keutamaan.
Ini menyebabkan kedua bulan ini menjadi bulan baik untuk niat yang baik seperti pernikahan.
Pada bulan dzulqa'dah tahun ke-5 Hijriah, Rasulullah SAW menikahi wanita dari Bani Asad bin Khuzaimah, yaitu Zainab binti Jahsyi bin Royab.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menikahi seorang janda tua, yakni Maimunah binti Al- Harits pada bulan ini.
3. Bulan Sya'ban
Menikah di bulan Sya'ban juga dilakukan oleh Rasulullah SAW di tahun ketiga Hijriyah.
Rasulullah SAW diketahui menikahi Hafshah binti Umar.
Dalam riwayatnya, sayyidina Umar mencarikan pasangan untuk anaknya.
Namun tidak ada yang berkeiginan menikahinya, termasuk sahabatnya Sayyidina Utsman.
Sehingga dia merasa gelisah, kemudian mengadukan hal ini kepada Rasulalllah SAW.
Rasulullah tersenyum sambil berkata, "Wahai Umar, Allah akan menikahkan Utsman dengan perempuan yang lebih baik dari Hafshah dan Allah akan menikahkan Hafshah dengan orang yang lebih baik dari Utsman."
Mendengar hal itu, Umar merasa gembira.
Tidak disangka bahwa Rasulullah SAW akan menikahi putrinya Hafshah. Nabi Muhammad dan Hafshah pun menikah di bulan Syaban.
4. Bulan Rabi'ul Awwal
Dalam sejarah Islam bulan Rabiul Awal merupakan bulan dimana ada beberapa kejadian dan peristiwa penting.
Karena Khadijah binti Khuwailid (istri pertama) dinikahi oleh Rasulullah SAW.
Di Makkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun pada 10 Rabiul Awal.
Dari pernikahan dengan Khodijah, Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan.
Bulan Rabi'ul Awwal juga merupakan bulan kelahiran Rasulalllah SAW.
Pada bulan ini seluruh umat Islam sedang berbahagia untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam suatu majelis di MDQH Nadhlatul Wathan, TGH Abdul Malik Mahmud mengatakan, melaksanakan kebaiakan di setiap waktu kapan saja itu tidak apa-apa.
Karena yang akan menentukan hasilnya itu adalah Allah SWT.
Meski hari ini dikatakan buruk, tapi jika Allah SWT memutuskan itu, maka itu yang akan terjadi, begitu pula sebaliknya.
Akan tetapi, jika memiliki kesempatan untuk melakukan kebaikan pada waktu yang baik.
"Maka laksanakanlah pada saat waktu itu, dengan mengharap ridha Allah SWT," katanya.
(*)
Tulisan ini merupakan karya Ruhul Qudus, mahasiswa IAIH NW Lombok Timur
