Tragedi Kanjuruhan
Kronologi Rusuh Tragedi Kanjuruhan Versi Polisi hingga Tembak Gas Air Mata, Menpora: Diusut Serius
Situasi Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC Vs Persebaya berubah saat penonton masuk lapangan dengan melompati pagar pembatas
TRIBUNLOMBOK.COM - Peristiwa tragedi Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) menelan korban jiwa hingga 125 orang per Minggu (2/10/2022) malam akan diusut serius.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengaku prihatin dengan dampak rusuh usai laga Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan ini.
Menpora Amali sudah turun langsung memantau kondisi Stadion Kanjuruhan usai diperintah Presiden RI Joko Widodo untuk menangani tragedi kelam sejarah sepak bola dunia ini.
“Penanganan yang dilakukan tentu sesuai dengan tugas dan bidangnya masing-masing, serta dilakukan secara profesional, terbuka, dan dilakukan serius,” ujar Amali dikutip dari laman resmi Kemenpora, Senin (3/10/2022).
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Bikin Bocah 11 Tahun Jadi Yatim Piatu: Rencana Rayakan Ulang Tahun Bareng Buyar
Menpora Amali menyampaikan, Presiden Joko Widodo telah memberi arahan kepada dirinya, Kapolri, PSSI, serta pemerintah daerah untuk menangani insiden tersebut.
“Pak Presiden menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas musibah yang terjadi. Ada korban yang meninggal dan ada yang dirawat,” kata Menpora Amali.
Usai meninjau kerusakan di Stadion Kanjuruhan, Menpora Amali bersama rombongan menuju ke RSUD Kanjuruhan, tempat korban dirawat.
Kemudian mengunjungi rumah duka dari salah satu korban yang meninggal.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketum PSSI Mochamad Iriawan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Kronologi tragedi Kanjuruhan versi Polisi
Polisi mengungkap awal mula tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat mengatakan pertandingan awalnya berjalan lancar dan aman hingga 90 menit wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir.
Namun kata dia situasi berubah saat ada beberapa penonton dari arah tribun merangsek masuk ke dalam lapangan dengan cara melompati pagar pembatas stadion.
Mereka lalu mengerubuti para pemain Arema FC dan petugas kepolisian berusaha melakukan penghalauan.
Jumlah penonton yang masuk ke lapangan kemudian semakin banyak dan mencapai ribuan.
"Aparat sempat mencegah, karena mereka mengerubuti pemain Arema FC lalu dihalangi petugas," kata Kapolres, Minggu (2/10/2022).
Tidak hanya itu, lanjut Kapolres, suasana semakin tidak kondusif, ribuan penonton yang berada di tribun kemudian berusaha merangsek keluar stadion berebutan di beberapa pintu keluar.
"Kemudian ada yang mau keluar stadion berebutan keluar stadion berdesak-desakan dan terinjak-injak," kata Kapolres.
Baca juga: Daftar Ucapan Belasungkawa Tragedi Kanjuruhan, dari Mesut Ozil, FC Barcelona, hingga Liverpool FC
Kapolres menjelaskan dari keterangan panitia pelaksana pertandingan saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan ada 42 ribu penonton yang hadir.
"Ada kurang lebih 42 ribu penonton yang hadir," ujar Kapolres.
Dalam video kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sempat terlihat semburan gas air mata yang pekat dan membuat ribuan orang di tribun penonton kalang kabut tunggang langgang lari ke sana ke mari.
Hal itu kemudian yang dianggap menjadi pemicu banyaknya korban tewas karena semua hendak menyelamatkan diri dari serangan gas air mata menuju keluar stadion.
Alasan Penggunaan Gas Air Mata
Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan langkah tersebut diambil sebagai bentuk upaya menghalau serangan oknum suporter yang merangsek turun ke lapangan Stadion Kanjuruhan.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan," kata Kapolda.
Baca juga: Indonesia Terancam Disanksi FIFA dan Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, PSSI Buka Suara
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain,” sambungnya.
Akan tetapi imbas dari penembakan gas air mata ini mengakibatkan ribuan suporter yang datang ke stadion, keluar dengan cara yang tak teratur.
"Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12. Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion.
Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," ujar Kapolda.
(TribunLombok.com/Tribunnews.com)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kronologi Tragedi Kanjuruhan Versi Polisi, Tembakan Gas Air Mata untuk Halau Suporter Kejar Pemain