Wisata Lombok
Wisata Lombok, Pendakian Bukit Malang Jadi Alternatif Jika Tak Sempat Mendaki Gunung Rinjani
Bukit Malang, destinasi wisata Lombok di Desa Bebidas, Lombok Timur menjadi alternatif bagi wisatawan yang tidak sempat mendaki ke Gunung Rinjani.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Sirtupillaili
Lelah sehabis pendakian akan terbayarkan dengan view yang ditawarkan.
Di Bukit Malang sendiri kita bisa melihat dengan lebih dekat Gunung Rinjani, kemudian di bawahnya terdapat hamparan luas Savana Propok.

Meski baru diresmikan tahun 2020 lalu, Bukit Malang kini menjadi bukit yang selalu ramai dikunjungi pendaki.
Selain menawarkan keindahan alam, Bukit Malang juga memiliki mitos yang dipercaya masyarakat sekitar.
Salah satu mitornya yakni pada saat perjalanan turun hal yang tak boleh dilakukan adalah memotong jalur atau berjalan lurus mengikuti jalan setapak yang ada.
Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, jika berjalan lurus pendaki bukannya sampai di pintu masuk awal, namun jauh akan sampai di Kecamatan Aikmel hingga dengan Masbagik.
"Mitosnya begitu, dan saya sendiri yang pernah membuktikannya, memang benar, kalau kita berjalan lurus kita akan sampai ke Aikmel bukannya ke pintu masuk pendakian," tutur Imron.
Mitos inilah yang kemudian juga menjadi sejarah nama Bukit Malang tercipta di masyarakat.
Di karenakan model pendakian hingga turunnya, pendaki diharuskan mengambil arah menyamping.
Dalam pengertian masyarakat setempat, asal kata 'Malang' berarti menyamping.
Karena itulah awal mulanya bukit ini disebut sebagai Bukit Malang.
Jika wisatawan atau pendaki ingin menikmati indahnya pemandangan Bukit Malang dan tertantang membuktikan mitos tersebut, bisa mempersiapkan diri mulai sekarang.
Rutenya pun cukup mudah, dari Kota Mataram wisatawan lurus mengikuti jalur menuju ke Kecamatan Wanasaba, Lombok Timur.
Setelah bertemu tanjakan pertama ke arah Sembalun, ambil jalan sebelah kiri masuk ke perkampungan.
Sepanjang jalan nanti pengunjung akan diarahkan juga dengan petunjuk jalan yang memang sudah di buat oleh Pengelola di Bukit Malang.
(*)