Berita Lombok Timur
FWMO Gelar Dialog Publik Bertajuk Memahami Bahaya Paham Radikal dan Sikap Intoleran
Ketua FWMO Lombok Timur, Syamsurrijal menyampaikan tema ini sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini.
Penulis: Ahmad Wawan Sugandika | Editor: Dion DB Putra
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, SELONG - Menyambut HUT ke-77 RI, Forum Wartawan Media Online (FMWO) Lombok Timur menggelar diskusi publik bertema Memahami Bahaya Paham Radikal dan Intoleran yang Mengancam NKRI di Cafe Audy Selong, Selasa (16/8/2022).
Ketua FWMO Lombok Timur, Syamsurrijal menyampaikan tema ini sangat relevan dengan kondisi bangsa saat ini.
Oleh karena itu kegiatan menjadi forum untuk saling mengingatkan bahaya sikap intoleran dan paham radikal bagi keutuhan NKRI.
“Caranya adalah dengan menguatkan nilai kebangsaan,“ ucap wartawan senior yang akrab disapa Kak Ijank ini.
Hal senada ditegaskan Dewan Pembina FWMO, Widianto. Menurut dia, semua orang termasuk jurnalis harus mengambil peran untuk mencegah paham radikal dan sikap intoleran. Karena sikap keduanya merusak sendi kehidupan berbangsa bernegara.
“Radikal, intoleran tidak ada ruang di negara kita dan menghargai perbedaan adalah konsep dasar dalam bernegara,” tandasnya.
Dalam sesi diskusi, dua pembicara dari Kesbangpol dan MUI Lombok Timur memaparkan berbagai kondisi dan upaya yang dilakukan dalam mencegah paham radikal dan sikap intoleran.
Hadir dalam kegiatan tersebut, perwakilan MUI Lombok Timur H. Sujono AR. Dia menyampaikan kerukunan antar umat beragama di Lombok Timur terjalin sangat baik. Mereka saling menghargai satu sama lain.
"Tapi malah yang masih menjadi soal, adanya gesekan kecil di intern umat beragama yang mengakibatkan konflik sosial di tengah masyarakat. Hal ini harus menjadi perhatian bersama," paparnya
Menurut dia, sangat penting moderasi dalam beragama ditanamkan. Caranya harus mengikuti aturan yang ada.
Sedangkan Sekban Kesbangpol Lombok Timur, Zaitul Akmal memaparkan sejumlah program untuk menguatkan nilai kebangsaan.
Di tengah berbagai keterbatasan, paparnya, pihaknya menyasar remaja di sekolah untuk menanamkan nilai nilai kebangsaan dan pendidikan politik sehingga tidak muncul paham radikal dan intoleran.
(*)