Wisata Lombok
Wisata Lombok, 4 Destinasi Ini Wajib Dikunjungi saat Traveling ke Mandalika
Melakukan aktivitas wisata Lombok tidak akan lengkap tanpa mengunjungi objek-objek wisata menarik di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH – Mandalika merupakan salah satu kawasan unggulan wisata Lombok.
Tidak akan lengkap wisata Lombok tanpa mengunjungi kawasan Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah.
Paket wisata Lombok kini semakin lengkap dengan keberadaan Sirkuit Mandalika di kawasan ini.
Wisatawan lokal hingga wisatawan asing semakin ramai berkunjung ke Mandalika.
Tidak hanya untuk menikmati pantai dan alam perbukitan. Wisatawan juga datang ingin mengunjungi Sirkuit Mandalika.
Tapi jauh sebelum Sirkuit Mandalika dibangun, Mandalika dikenal karena memiliki banyak destinasi eksotis.
Ada lima objek wisata di dalam kawasan Mandalika yang wajib tribunners kunjungi.
Baca juga: Wisata Lombok, Intip Keunikan Objek Wisata Tibu Gempur Kebon Telage Desa Pijot
Antara lain Pantai Kuta, Pantai Seger, Pantai Tanjung Aan, Bukit Merese, dan Sirkuit Mandalika.
Pantai Kuta Mandalika

Berkunjung ke kawasan Mandalika tidak akan lengkap tanpa menikmati keindahan Pantai Kuta Lombok.
Pantai ini menjadi spot yang wajib dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Mandalika.
Pantai ini pun menjadi lokasi utama yang ditata PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), selaku pengembang.
Terletak di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, dengan garis pantai 7,2 kilometer, mata akan dimanjakan pasir putih serta air laut dengan ombak tenang.
Tempat ini tampak lebih rapi sejak ditata tahun 2017 silam, sejumlah fasilitas di tempat ini memudahkan para wisatawan.
Di sini, pengunjung bisa berjalan-jalan di plaza dengan paving block warna warni.
Tulisan The Mandalika dan Kuta Mandalika di tempat ini menjadi tempat swafoto sebagai bukti pernah berkunjung ke Mandalika.
Fasilitas wisata di pantai ini tergolong sangat lengkap.
Bila ingin menikmati pantai sembari minum kopi, deretan kafe dan hotel di sekitar pantai bisa disinggahi. Minimarket dan mesin ATM juga tersedia.
Tidak hanya untuk berlibur, tempat ini juga cocok dijadikan tempat kerja untuk mengusir jenuh bekerja di dalam kantor.
Fasilitas ibadah pun lengkap. Di pintu masuk terdapat Masjid Nurul Bilad Mandalika yang berdiri megah.
Tidak jauh dari masjid terdapat Bazar Mandalika, pusat penjualan produk kerajinan lokal NTB.
Penampakan kawasan pantai ini jauh berbeda dibandingkan beberapa tahun lalu, sebelum penataan.
Keamanan pantai ini juga terjaga. Petugas keamanan dan petugas kebersihan berjaga 24 jam. Sehingga pengunjung bisa berlibur lebih tenang dan nyaman.
Meski demikian, pengunjung masih kerap dikerumuni anak-anak penjual gelang dan ibu-ibu penjual kain keliling.
Pantai Seger

Bergeser beberapa meter dari Pantai Kuta, di kawasan Mandalika terdapat Pantai Seger.
Meski masih segaris dengan Pantai Kuta, Seger masuk wilayah Desa Sukedana, Pujut, Lombok Tengah.
Bisa diakses menggunakan kendaraan roda 2, roda 4, maupun berjalan kaki.
Pantai eksotis ini menjadi salah satu favorit wisatawan lokal maupun turis asing.
Keindahan pantai dengan pasir putihnya akan memanjakan mata pengunjung.
Bila ingin menikmati landschap utuh Pantai Seger, pengunjung bisa naik ke atas bukit-bukit di kawasan ini.
Sensasi berada di atas bukit Pantai Seger juga tidak kalah seru.
Dari atas pengunjung bisa melihat keindahan deretan pantai di kawasan Mandalika.
Bahkan dari salah satu bukit Pantai Seger, sirkuit MotoGP Mandalika terlihat sangat jelas.
Berbeda dengan Pantai Kuta, gelombang ombak di Seger lebih besar.
Sehingga kerap dijadikan lokasi lomba selancar pantai atau surfing.
Pantai Seger sangat istimewa bagi masyarakat Sasak, Lombok Tengah.
Sebab di pantai inilah warga berkumpul setiap tahun untuk menggelar Festival Bau Nyale.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak nenek moyang masyarakat Sasak, khususnya di daerah selatan.
Dalam Festival Bau Nyale, warga tumpah ruah ke pantai mencari cacing laut yang disebut Nyale. Biasanya acara digelar antara bulan Februari dan Maret.
Masyarakat Sasak percaya Nyale merupakan jelmaan Putri Mandalika yang menceburkan diri ke laut demi menyelamatkan masyarakat Sasak dari perpecahan.
Menurut legenda, pada zaman dahulu hidup seorang putri bernama Mandalika nan cantik.
Banyak pangeran dan pemuda ingin menikah dengannya.
Karena tidak dapat mengambil keputusan dan khawatir terjadi perpecahan hanya karena dirinya, Putri Mandalika pun berkorban dengan terjun ke laut.
Sebelum menceburkan diri, Mandalika berjanji akan datang kembali satu kali dalam setahun.
Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing Nyale tersebut.
Legenda Putri Mandalika ini menjadi storytelling yang menghidupkan pariwisata di kawasan ini.
Bahkan penyebutan KEK Mandalika terinspirasi dari legenda Putri Mandalika atau Putri Nyale ini.
Konon di Pantai Seger inilah Putri Mandalika menceburkan diri. Sehingga di pantai ini dibuatkan patung yang menceritakan legenda tersebut.
Patung Putri Mandalika dengan empat pangeran yang mengejarnya kerap menjadi tempat swafoto.
Pantai Tanjung Aan

Pantai favorit selanjutnya yakni Pantai Tanjung Aan. Lokasinya juga masih di satu kawasan dengan Seger dan Kuta.
Tapi karena proyek pembangunan sirkuit tengah berlangsung, akses ke pantai ini sekarang harus melalui jalur khusus, terpisah dari Pantai Kuta dan Seger.
Meski demikian, jalan ke pantai ini telah dihotmix sehingga cukup aman dan mudah.
Pengunjung yang masuk ke kawasan ini cukup membayar parkir mobil Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu untuk sepeda motor.
Meski sama-sama pantai dengan hamparan pasir putih, Tanjung Aan memiliki keunikan tersendiri.
Pasirnya sangat halus, lembut, dan bersih.
Juga ada pasir seperti merica, menurut para ahli geologi, pasir berukuran merica di Tanjung Aan merupakan fosil foraminifera kecil berbentuk bulat sejenis Orbulina.
Garis pantainya memanjang dan melengkung dengan ombak tenang menjadikan tempat ini favorit bagi wisatawan untuk berenang atau berjemur.
Di sepanjang pantai terdapat warung yang menyediakan tempat duduk untuk bersantai.
Sembari menikmati pantai, wisatawan bisa memesan kelapa muda di tempat ini.
Berberda dengan Pantai Kuta, pengelolaan Tanjung Aan masih lebih tradisional. Meski demikian hal itu tidak mengurangi kecantikannya.
Tanjung Aan sangat cocok dikunjungi bersama keluarga.
Di sini juga tersedia penyewaan Banana Boat untuk seru-seruan bersama keluarga atau teman-teman.
Dari pantai Tanjung Aan, pengunjung biasanya menyewa perahu menuju Batu Payung yang menjadi ikon kawasan ini.
Sayangnya, Batu Payung ambruk tahun 2019 lalu.
Padahal batu ini terbentuk dari fenomena geologi selama 10 juta tahun lebih.
Bebatuan yang menyerupai jamur itu merupakan tanda bekas letusan gunung api bawah laut di pulau Lombok.
Batu payung sendiri terbentuk dari proses eksogen hasil abrasi air laut yang membentuk seperti jamur atau payung.
Sayangnya proses eksogen berupa abrasi air laut terus berlanjut sehingga batu payung pun runtuh, bulan April 2019.
Banyak para traveler sedih dan merasa kehilangan.
Bukit Merese

Masih satu kawasan dengan Tanjug Aan, tempat ini bukan pantai tetapi berupa perbukitan.
Bukti Merese menjadi bukit tertinggi di kawasan Mandalika, sehingga dari bukit ini pengunjung bisa melihat sebagian besar pantai di kawasan ini.
Dari bukit ini pula tampak kecantikan pantai Tanjung Aan dengan air berwarna hijau tosca.
Untuk naik ke bukit ini, pengunjung harus mengeluarkan sedikit tenaga. Bila tidak kuat, bisa menggunakan jasa tukang ojek di pintu masuk.
Kelelahan akan terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan dari atas bukit.
Tidak hanya pantai, peternak yang melintas menggembalakan kerbau di bukit ini menjadi daya tarik tersendiri.
Bila kehausan setelah naik ke bukit, pengunjung bisa membeli kelapa muda segar di pintu masuk.
Harganya cukup terjangkau yakni hanya Rp 10 ribu.
Untuk masuk ke tempat ini, pengunjung juga akan dikenakan tarif Rp 10 ribu oleh warga yang berjaga di lokasi tersebut.
Perbukitan dan kawasan Tannjung Aan, termasuk bukit Merese bukan perbukitan biasa.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB Kusnadi menjelaskan, batuan yang ada di bukit terbentuk oleh proses vukanisme bawah laut sekitar 30 sampai 20 juta tahun lalu.
Ahli geologi menyebutnya sebagai Kala Oligosen-Miosen, dimana pada saat itu pulau Lombok belum terbentuk atau belum muncul di permukaan, sehingga proses yang terjadi adalah proses gunung api bawah laut.
”Proses gunung api bawah laut tersebut menghasilkan endapan vulkanik yang unik disebut endapan Pepperit,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kusnadi menjelaskan, proses eksogen berupa pelapukan dan erosi yang terjadi setelah pulau Lombok terangkat 10 juta tahun lalu.
Hal itu mengakibatkan bentuk bukit di pantai selatan relatif tumpul.
”Proses abrasi air laut yang masih aktif memahat batuan-batuan pada bukit pinggir pantai menjadi unik, seperti batu payung,” tandasnya.
Sirkuit Mandalika

Sirkuit Mandalika bukan hanya sebagai tempat balap motor sport.
Sirkuit ini telah mencatat sejarah sebagai lokasi penyelenggaraan event MotoGP dan World Superbike.
Meski tidak ada balapan, Sirkuit Mandalika saat ini tetap ramai dikunjungi wisatawan.
Mereka biasanya datang untuk foto bareng di depan Sirkuit Mandalika.
Penataan kawasan Sirkuit Mandalika saat ini juga sudah sangat bagus dan sangat layak dikunjungi.
(*)