Wisata Lombok
Wisata Lombok, 4 Destinasi Ini Wajib Dikunjungi saat Traveling ke Mandalika
Melakukan aktivitas wisata Lombok tidak akan lengkap tanpa mengunjungi objek-objek wisata menarik di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Rambutnya yang panjang kemudian menjadi cacing Nyale tersebut.
Legenda Putri Mandalika ini menjadi storytelling yang menghidupkan pariwisata di kawasan ini.
Bahkan penyebutan KEK Mandalika terinspirasi dari legenda Putri Mandalika atau Putri Nyale ini.
Konon di Pantai Seger inilah Putri Mandalika menceburkan diri. Sehingga di pantai ini dibuatkan patung yang menceritakan legenda tersebut.
Patung Putri Mandalika dengan empat pangeran yang mengejarnya kerap menjadi tempat swafoto.
Pantai Tanjung Aan

Pantai favorit selanjutnya yakni Pantai Tanjung Aan. Lokasinya juga masih di satu kawasan dengan Seger dan Kuta.
Tapi karena proyek pembangunan sirkuit tengah berlangsung, akses ke pantai ini sekarang harus melalui jalur khusus, terpisah dari Pantai Kuta dan Seger.
Meski demikian, jalan ke pantai ini telah dihotmix sehingga cukup aman dan mudah.
Pengunjung yang masuk ke kawasan ini cukup membayar parkir mobil Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu untuk sepeda motor.
Meski sama-sama pantai dengan hamparan pasir putih, Tanjung Aan memiliki keunikan tersendiri.
Pasirnya sangat halus, lembut, dan bersih.
Juga ada pasir seperti merica, menurut para ahli geologi, pasir berukuran merica di Tanjung Aan merupakan fosil foraminifera kecil berbentuk bulat sejenis Orbulina.
Garis pantainya memanjang dan melengkung dengan ombak tenang menjadikan tempat ini favorit bagi wisatawan untuk berenang atau berjemur.
Di sepanjang pantai terdapat warung yang menyediakan tempat duduk untuk bersantai.
Sembari menikmati pantai, wisatawan bisa memesan kelapa muda di tempat ini.
Berberda dengan Pantai Kuta, pengelolaan Tanjung Aan masih lebih tradisional. Meski demikian hal itu tidak mengurangi kecantikannya.
Tanjung Aan sangat cocok dikunjungi bersama keluarga.
Di sini juga tersedia penyewaan Banana Boat untuk seru-seruan bersama keluarga atau teman-teman.
Dari pantai Tanjung Aan, pengunjung biasanya menyewa perahu menuju Batu Payung yang menjadi ikon kawasan ini.
Sayangnya, Batu Payung ambruk tahun 2019 lalu.
Padahal batu ini terbentuk dari fenomena geologi selama 10 juta tahun lebih.
Bebatuan yang menyerupai jamur itu merupakan tanda bekas letusan gunung api bawah laut di pulau Lombok.
Batu payung sendiri terbentuk dari proses eksogen hasil abrasi air laut yang membentuk seperti jamur atau payung.
Sayangnya proses eksogen berupa abrasi air laut terus berlanjut sehingga batu payung pun runtuh, bulan April 2019.
Banyak para traveler sedih dan merasa kehilangan.
Bukit Merese

Masih satu kawasan dengan Tanjug Aan, tempat ini bukan pantai tetapi berupa perbukitan.
Bukti Merese menjadi bukit tertinggi di kawasan Mandalika, sehingga dari bukit ini pengunjung bisa melihat sebagian besar pantai di kawasan ini.
Dari bukit ini pula tampak kecantikan pantai Tanjung Aan dengan air berwarna hijau tosca.
Untuk naik ke bukit ini, pengunjung harus mengeluarkan sedikit tenaga. Bila tidak kuat, bisa menggunakan jasa tukang ojek di pintu masuk.
Kelelahan akan terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan dari atas bukit.
Tidak hanya pantai, peternak yang melintas menggembalakan kerbau di bukit ini menjadi daya tarik tersendiri.
Bila kehausan setelah naik ke bukit, pengunjung bisa membeli kelapa muda segar di pintu masuk.
Harganya cukup terjangkau yakni hanya Rp 10 ribu.
Untuk masuk ke tempat ini, pengunjung juga akan dikenakan tarif Rp 10 ribu oleh warga yang berjaga di lokasi tersebut.
Perbukitan dan kawasan Tannjung Aan, termasuk bukit Merese bukan perbukitan biasa.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTB Kusnadi menjelaskan, batuan yang ada di bukit terbentuk oleh proses vukanisme bawah laut sekitar 30 sampai 20 juta tahun lalu.
Ahli geologi menyebutnya sebagai Kala Oligosen-Miosen, dimana pada saat itu pulau Lombok belum terbentuk atau belum muncul di permukaan, sehingga proses yang terjadi adalah proses gunung api bawah laut.
”Proses gunung api bawah laut tersebut menghasilkan endapan vulkanik yang unik disebut endapan Pepperit,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kusnadi menjelaskan, proses eksogen berupa pelapukan dan erosi yang terjadi setelah pulau Lombok terangkat 10 juta tahun lalu.
Hal itu mengakibatkan bentuk bukit di pantai selatan relatif tumpul.
”Proses abrasi air laut yang masih aktif memahat batuan-batuan pada bukit pinggir pantai menjadi unik, seperti batu payung,” tandasnya.
Sirkuit Mandalika

Sirkuit Mandalika bukan hanya sebagai tempat balap motor sport.
Sirkuit ini telah mencatat sejarah sebagai lokasi penyelenggaraan event MotoGP dan World Superbike.
Meski tidak ada balapan, Sirkuit Mandalika saat ini tetap ramai dikunjungi wisatawan.
Mereka biasanya datang untuk foto bareng di depan Sirkuit Mandalika.
Penataan kawasan Sirkuit Mandalika saat ini juga sudah sangat bagus dan sangat layak dikunjungi.
(*)