Kiprah Kiai Mas Mirah dalam Penyebaran Islam di Tanah Lombok
Tim Ekspedisi Mistis PDIP NTB bersama Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 berusaha menguak kisah Kiyai Mas Mirah menyiarkan Islam di tanah Lombok.
Penulis: Lalu Helmi | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Kiai Mas Mirah memiliki banyak julukan. Dia sering disebut Raden Abdurahman, Raden Mas Jirah, Raden Jirah, dan yang paling populer dengan nama Kiyai Mas Mirah.
Salah satu karomah yang dimilikinya adalah dapat memanggil hujan di saat musim kemarau. Kala itu sangat membantu masyarakat Lombok yang dominan sebagai petani yang selalu butuh mengairi sawah mereka.
"Jadi beliau memiliki karomah dapat memanggil hujan saat kemarau. Itu merupakan karomah beliau yang dapat membantu masyarakat," ujarnya.
Selain pernah menyebarkan Islam di Jawa, ayah Kiai Mas Mirah menikahi seorang perempuan dari tanah Jawa. Langkah tersebut merupakan penetrasi damai (penetration pasifique) dalam menyebarkan Islam, tanpa pertumpahan darah, yaitu dengan pernikahan atau dengan cara tasawuf. Hal itu yang memicu baik ayah dan Kiai Mas Mirah sangat dikenal di sebagian masyarakat Jawa.
Makam Kiai Mas Mirah berada tepat di belakang aliran sungai yang teduh. Bahkan, di tengah sungai memiliki sumur dangkal atau lingkoq dalam bahasa Sasak, yang digunakan kiai untuk berwudhu. Hingga kini sumur tersebut tetap berdiri dan kokoh.
Makam tersebut dahulunya tidak tertata rapi, baru pada 2016 dilakukan pemugaran makam untuk memudahkan peziarah.
Cari Keris hingga Emas
Baca juga: Upaya Ungkap Situs Kuno Suku Sasak, Tim Ekspedisi PDIP NTB dan Mi6 Dapat Dukungan Masyarakat Lombok
Dari sebagian besar peziarah yang datang berdoa, banyak juga peziarah yang datang untuk mencari benda-benda pusaka seperti keris, permata hingga emas.
Muhammad Amin mengatakan, sering peziarah mengaku mendapat benda pusaka saat bertapa di makam tersebut.
Ada juga cerita unik, jika peziarah bertapa salah posisi, tiba-tiba saja tubuhnya seperti ditendang sosok tanpa wujud. Itu sebagai isyarat agar peziarah memperbaiki posisinya berdiri saat berada di kompleks makam keramat tersebut.
"Ada peziarah yang niat betapa tapi salah arah akan ditendang. Itu sebagai isyarat agar peziarah memperbaiki posisinya," ujarnya.
Sosok Kiai Mas Mirah tidak terdokumentasi dalam buku atau foto. Namun terkadang, Kiai Mas Mirah menampakkan diri di mushola saat orang sedang salat.
"Saya antara sadar dan tidak sadar pernah suatu ketika didatangi persis di samping saya saat salat di mushola. Namun sekilas saja, terus menghilang," katanya.
Keping Sejarah
Proses pemugaran makam, khususnya di bagian nisan dan makam dibantu oleh Wakil Ketua Bidang Politik DPD PDIP NTB, Ruslan Turmuzi.